Langsung ke konten utama

SUMPAH PEMUDA: Ikrar Nasionalisme Pemuda

Sumpah Pemuda dimaknai sebagai deklarasi atas kesatuan bangsa, Tanah Air dan bahasa, yang disusun dalam sebuah kongres organisasi-organisasi kepemudaan nasionalis di Jakarta, pada akhir Oktober 1928. Ia juga merupakan kristalisasi semangat mewujudkan satu bangsa dengan Tanah Air satu dan berbicara dengan bahasa yang satu, Bahasa Indonesia.

Kaum mudalah yang membidani kelahiran Sumpah Pemuda. Mereka tergabung dalam sejumlah organisasi kepemudaan yang berlandaskan nasionalisme, ideologi tertentu, hingga aspek kedaerahan.



Beberapa Organisasi Pemuda yang Membidani Sumpah Pemuda

[V] Organisasi bersifat kedaerahan

1. Jong Java
Nama Jong Java dipilih menggantikan Tri Koro Dharmo pada Kongres ke-1 di Solo 1918. Hingga kongres ke-5, organisasi ini memiliki tujuan membangunkan cita-cita Jawa Raya. Pada kongres ke-6 tahun 1926, masuklah pengaruh dari Syarikat Islam. Tujuan perkumpulan pun bertransformasi untuk memajukan persatuan dengan semua golongan bangsa di Hindia Belanda. Beberapa tokohnya adalah Dr Satiman Wirjosandjojo, Wongsonegoro, dan Sutomo.

2. Jong Sumatranen Bond
Dideklarasikan di gedung Stovia, Jakarta, pada 2 Desember 1917 oleh beberapa pemuda asal Sumatera. Organisasi ini bertujuan memperkokoh ikatan di antara pelajar asal Sumatera dan menanamkan kesadaran sebagai pemimpin. Beberapa tokohnya adalah Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, M Tamsil, Bahder Djohan Assat, Abu Hanifah, dan AK Gani.

3. Jong Ambon
Bersama tokoh seperti J Leimena, Jong Ambon berupaya mempererat rasa persatuan sesama pemuda asal Maluku dan memajukan kebudayaannya sejak 1918.

4. Sekar Rukun
Organisasi kelompok pemuda yang berasal dari daerah Sunda. 

5. Jong Celebes
Di bawah tokoh-tokoh muda seperti Arnold Mononutu, Waroruntu, dan Magdalena Mokkoginta, Jong Celebes berusaha mengikat rasa persatuan melalui penerbitan majalah bertajuk "Suara Celebes". 

6. Pemuda Kaum Betawi
Kelompok pemuda yang berasal dari Jakarta asli. Tokoh paling dikenal adalah M Husni Thamrin dan Rohjani.

7. Jong Bataks Bond
Seperti kelompok berbasis daerah lainnya, Jong Bataks Bond berusaha memperkuat tali persatuan di antara kaum muda Sumatera Utara. Tokohnya antara lain Amir Sjarifuddin.

8. Jong Minahasa
Didirikan tahun 1918 dan beranggotakan pemuda asal Minahasa sebagai forum untuk mempererat rasa persatuan di antara mereka. Salah satu tokohnya adalah GR Pantouw.

9. Jong Timoreesch Verbond
JW Amalo dikenal sebagai salah satu tokoh organisasi pemuda yang berasal dari Timor. 

[V] Organisasi berbasis study club

1. Indonesisch Studieclub
Didirikan sejak 11 Juni 1924 di Surabaya, perkumpulan ini bertujuan membangunkan kaum terpelajar agar memiliki kewajiban kepada masyarakat dan memperdalam pengetahuan sosial politik Hindia Belanda. Salah satu tokohnya adalah Dr Soetomo, yang pernah menjadi ketua Perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging). Kelak perkumpulan ini berubah menjadi partai Persatuan Bangsa Indonesia (PBI).

2. Algemene Studieclub
Kelompok ini juga berupaya membangun kesadaran kaum muda terhadap persoalan bangsa, tetapi dengan asas perjuangan non-kooperasi. Kelompok yang berkedudukan di Bandung ini memiliki tokoh-tokoh seperti Soekarno dan Anwari. Kelak kelompok ini bertransformasi menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI).

[V] Organisasi berbasis nasionalisme dan agama

1. Perhimpunan Indonesia
Berdiri tahun 1908 di Belanda dengan nama Indische Vereeniging, perkumpulan ini mendukung asas demokrasi, politik non-kooperasi dan cita-cita nasionalisme Indonesia. Tokoh-tokohnya antara lain Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo, Gatot Tanumihardja, Nasir Dt Pamuntjak, dan Iwa Kusuma Sumantri.

2. Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI)
Didirikan 1925, organisasi ini beranggotakan mahasiswa sekolah tinggi di Jakarta dan Bandung, seperti Rechtshoge School, Medische Hogeschool, Technische Hogeschool. Tokoh-tokohnya antara lain Sugondo Djojopuspito, Abdul Sjukur, Gularso, Hendromartono, Rohjani, S Djoened Poesponegoro, Kuntjoro, Wilopo, Moh Yamin, AK Gani, dan Abu Hanifah.

3. Pemuda Indonesia
Bernama awal Jong Indonesia, organisasi ini didirikan pemuda Bandung pada 20 Februari 1927. Pada Kongres I, Desember 1927, para pemuda memutuskan menggunakan nama Pemuda Indonesia dan bahasa Indonesia-Melayu sebagai bahasa bersama. Para tokohnya adalah Sugiono, Sunardi Moeljadi, Soepangkat, Agoes Prawiranata, Soekamso, Soelasmi, Katjasungkono, dan Abdulgani.

4. Jong Islamieten Bond
Organisasi ini menjadi wadah untuk memajukan agama Islam dan memahami situasi politik di sekitarnya. Didirikan sejak Januari 1926, dengan tokoh Hadji Agus Salim, Mohammad Roem, Hasim Sadewo, M Djuwari, dan Kasman Singodimedjo.



Kejadian Penting Sebelum Sumpah Pemuda

30 April 1926
Kongres Kerapatan Pemuda Indonesia I di Jakarta. Dihadiri wakil organisasi pemuda yaitu Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong Bataks Bond. Sering disebut sebagai Kongres Orientasi karena hanya menggaungkan tujuan persatuan. Pemimpin Kongres: Mohammad Tabrani.

15 Agustus 1926
Pertemuan kedua di Jakarta antara beberapa organisasi pemuda dan Komite Kogres Pemuda I. Isi pertemuan: menghidupkan rasa persatuan dan meluaskan kerja sama untuk memperkuat persatuan bercorak Indonesia.

20 Februari 1927
Pertemuan ketiga ini semakin mengokohkan hasrat para pemuda untuk persatuan.

23 April 1927
Pertemuan keempat organisasi pemuda ini berhasil merumuskan beberapa keputusan penting:
(1) Indonesia merdeka harus menjadi ideal bagi segala anak Indonesia.
(2) Segala perserikatan pemuda harus berdaya upaya menuju persatuan diri dalam satu perkumpulan.

23 September 1927
Penangkapan beberapa tokoh pemuda oleh Belanda. Antara lain Moh Hatta, RM Abdul Madjid Djajadiningrat, Nazir Dt Pamuntjak, dan Ali Sastroamidjojo.

16 Desember 1927
Belanda menangkap dan mengasingkan Dr Tjipto Mangunkusumo ke Banda dengan tuduhan menghasut rakyat Indonesia untuk memberontak. Peristiwa ini semakin memperkuat hasrat persatuan para pemuda.

17 Desember 1927
Berdiri Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Anggotanya adalah beberapa organisasi ataupun partai politik: PNI, Algemene Studieclub, Partai Serikat Islam, Budi Utomo, Pasundan, Sarekat Sumatra, Kaum Betawi, Indonesische Studieclub, Sarekat Madura, Tirta Yasa, dan Perserikatan Celebes.

30 Agustus - 2 September 1928
Kongres I Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI). Hasil: seluruh pergerakan rakyat harus bersatu padu untuk mewujudkan cita-cita nasional Indonesia.

April 1928
Kongres ke-20 Budi Utomo. Hasil: mengakui cita-cita persatuan nasional Indonesia. Tujuan awal untuk mempersatukan rakyat dan budaya Jawa, Madura, Bali, Lombok, dan sekitarnya, bertransformasi menjadi cita-cita Indonesia merdeka.

27 Oktober 1928
Sidang I digelar di gedung Katholieke Jongelingen Bond, Lapangan Banteng, Jakarta. Ketua: Soegondo Djojopoespito. Mohammad Yamin berpidato dengan judul "Persatuan dan Kebangsaan Indonesia".

28 Oktober 1928
Sidang II diadakan dari pagi-siang di gedung Oost Java Bioscoop, Medan Merdeka Utara, Jakarta.

28 Oktober 1928
Dari sore-malam di gedung Indonesische clubgebouw, Kramat 106, Jakarta, diselenggarakan Sidang III. Kali ini lagu "Indonesia Raya" berkumandang untuk pertama kali dan dimainkan oleh WR Soepratman. Hasil: Sumpah Pemuda.



KONGRES PEMUDA II
NASKAH SUMPAH PEMUDA
Pertama: Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. 



Sumber: Kompas, 28 Oktober 2014



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harun Nasution: Ajarah Syiah Tidak Akan Berkembang di Indonesia

JAKARTA (Suara Karya): Ajarah Syiah yang kini berkembang di Iran tidak akan berkembang di Indonesia karena adanya perbedaan mendasar dalam aqidah dengan ajaran Sunni. Hal itu dikatakan oleh Prof Dr Harun Nasution, Dekan pasca Sarjana IAIN Jakarta kepada Suara Karya  pekan lalu. Menurut Harun, ajaran Syiah Duabelas di dalam rukun Islamnya selain mengakui syahadat, shalat, puasa, haji, dan zakat juga menambahkan imamah . Imamah artinya keimanan sebagai suatu jabatan yang mempunyai sifat Ilahi, sehingga Imam dianggap bebas dari perbuatan salah. Dengan kata lain Imam adalah Ma'sum . Sedangkan dalam ajaran Sunni, yang dianut oleh sebagian besar umat Islam Indonesia berkeyakinan bahwa hanya Nabi Muhammad saja yang Ma'sum. Imam hanyalah orang biasa yang dapat berbuat salah. Oleh karena Imam bebas dari perbuatan salah itulah maka Imam Khomeini di Iran mempunyai karisma sehingga dapat menguasai umat Syiah di Iran. Apapun yang diperintahkan oleh Imam Khomeini selalu diturut oleh umatnya....

Cheng Ho dan Tiga Teori Jangkar Raksasa

S EBAGAIMANA catatan sejarah, pelayaran Laksamana Cheng Ho menyimpan berjuta kisah sejarah yang sangat menarik di nusantara. Tidak saja karena kebetulan petinggi kekaisaran Mongol yang menguasai daratan Tiongkok dari abad ke-13 sampai ke-17 itu beragama Islam, tetapi ekspedisi laut pada abad ke-15 Masehi itu membawa pengaruh politik dan budaya sangat besar. Jejak sejarah tinggalan ekspedisi Cheng Ho yang merupakan duta intenasional Kaisar Yongle, generasi ketiga keturunan Kaisar Ming dari Mongol yang menguasai daratan Tiongkok, tersebar di sepanjang Pulau Jawa bagian utara. Hinggi kini, jejak-jejak arkeologis, historis, sosiologis, dan kultur dari ekspedisi laut laksamana yang memiliki nama Islam Haji Mahmud Shams ini, bertebaran di sepanjang pantai utara (pantura) Jawa. Di Cirebon armada kapalnya sempat singgah dan menetap sebelum melanjutkan perjalanan ke arah timur dan mendarat di pelabuhan yang kini masuk wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah. Laksamana Cheng Ho datang pada masa akhir...

Dr. Danudirjo Setiabudi

Dr. Danudirdjo Setiabudi  adalah nama Indonesia dari Dr. Ernest F. E. Douwes Dekker. Beberapa waktu yang lalu, pemerintah memberikan gelar kepada Danudirjo sebagai Perintis Perkembangan Pers Indonesia, bersama beberapa orang yang lain yang berjasa. Kalau pemerintah menganggap Danudirjo sebagai perintis perkembangan pers Indonesia, maka sebenarnya jasa beliau lebih besar dari itu. Beliau adalah pendekar perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bersama Suwardi Suryaningrat (K. H. Dewantara) dan Dr. Cipto Mangunkusumo, mereka disebut Tiga Serangkai, karena mereka bertiga bersama-sama memperjuangkan kemerdekaan bangsa lewat wadah Indische Partij. Danudirjo Setiabudi lahir pada tahun 1879 di sebuah kota kecil di Jawa Timur yakni Pasuruan. Setelah berhasil menamatkan sekolah menengahnya dan sekolah lanjutannya di Indonesia, Danurdirjo pergi ke Eropa dan melanjutkan pelajarannya, kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Zurich (Swiss). Sejak bocah, Danudirjo telah memiliki jiwa kemerdekaan yang...

Penyerbuan Lapangan Andir di Bandung

Sebetulnya dengan mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, orang asing yang pernah menjajah harus sudah angkat kaki. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Masih ada saja bangsa asing yang ingin tetap menjajah. Jepang main ulur waktu, Belanda ngotot tetap mau berkuasa. Tentu saja rakyat Indonesia yang sudah meneriakkan semangat "sekali merdeka tetap merdeka" mengadakan perlawanan hebat. Di mana-mana terjadi pertempuran hebat antara rakyat Indonesia dengan penjajah. Salah satu pertempuran sengit dari berbagai pertempuran yang meletus di mana-mana adalah di Bandung. Bandung lautan api merupakan peristiwa bersejarah yang tidak akan terlupakan.  Pada saat sengitnya rakyat Indonesia menentang penjajah, Lapangan Andir di Bandung mempunyai kisah tersendiri. Di lapangan terbang ini juga terjadi pertempuran antara rakyat Kota Kembang dan sekitarnya melawan penjajah, khususnya yang terjadi pada tanggal 10 Oktober 1945. Lapangan terbang Andir merupakan sala...

Arek-arek Soerobojo Hadang Sekutu

Mengungkap pertempuran bersejarah 10 Nopember 1945 sebagai mata rantai sejarah kemerdekaan Indonesia, pada hakekatnya peristiwa itu tidaklah berdiri sendiri. Ia merupakan titik klimaks dari rentetan insiden, peristiwa dan proses sejarah kebangkitan rakyat Jawa Timur untuk tetap melawan penjajah yang ingin mencoba mencengkeramkan kembali kukunya di wilayah Indonesia merdeka. Pertempuran 10 Nopember 1945--tidak saja merupakan sikap spontan rakyat Indonesia, khususnya Jawa Timur tetapi juga merupakan sikap tak mengenal menyerah untuk mempertahankan Ibu Pertiwi dari nafsu kolonialis, betapapun mereka memiliki kekuatan militer yang jauh lebih sempurna. Rentetan sejarah yang sudah mulai membakar suasana, sejak Proklamasi dikumandangkan oleh Proklamator Indonesia: Soekarno dan Hatta tgl 17 Agustus 1945. Rakyat Jawa Timur yang militan berusaha membangun daerahnya di bawah Gubernur I-nya: RMTA Soeryo. Pemboman Kota Hiroshima dan Nagasaki menjadikan bala tentara Jepang harus bertekuk lutut pada ...

Misteri Jangkar Raksasa Laksamana Cheng Ho: Kabut Sejarah di Perairan Cirebon

TINGGINYA menjulang sekitar 4,5 sampai 5 meter. Bentuknya sebagaimana jangkar sebuah kapal, terbuat dari besi baja yang padat dan kokoh. Bagian tengahnya lurus serta di bawahnya berupa busur dengan kedua ujung yang lancip. J ANGKAR kapal berukuran besar itu sampai kini diletakkan di ruangan sebelah utara dari balairung utama Vihara Dewi Welas Asih. Dengan berat yang mencapai lebih dari tiga ton, benda bersejarah itu disimpan dalam posisi berdiri dan disandarkan di tembok pembatas serambi utara dengan balairung utama yang menjadi pusat pemujaan terhadap Dewi Kwan Im, dewi kasih sayang.  Tempat peribadatan warga keturunan Tionghoa pemeluk agama Buddha ini terletak di areal kota tua di pesisir utara Kota Cirebon. Bangunan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya sejak 2011 ini didirikan pada awal pertengahan abad ke-16, tepatnya tahun 1559 Masehi. Letaknya berada di pesisir pantai, persis bersebelahan dengan Pelabuhan Kota Cirebon. Kelenteng ini berada di antara gedung-gedung tua m...

Hari Pahlawan: MENGENANG 10 NOPEMBER 1945

Majalah Inggeris "Army Quarterly" yang terbit pada tanggal 30 Januari 1948 telah memuat tulisan seorang Mayor Inggeris bernama R. B. Houston dari kesatuan "10 th Gurkha Raffles", yang ikut serta dalam pertempuran di Indonesia sekitar tahun 1945/1946. Selain tentang bentrokan senjata antara kita dengan pihak Tentara Inggeris, Jepang dan Belanda di sekitar kota Jakarta, di Semarang, Ambarawa, Magelang dan lain-lain lagi. Maka Mayor R. B. Houston menulis juga tentang pertempuran-pertempuran yang telah berlangsung di Surabaya. Perlu kita ingatkan kembali, maka perlu dikemukakan di sini, bahwa telah terjadi dua kali pertempuran antara Tentara Inggeris dan Rakyat Surabaya. Yang pertama selama 3 malam dan dua hari, yaitu kurang lebih 60 jam lamanya dimulai pada tanggal 28 Oktober 1945 sore, dan dihentikan pada tanggal 30 Oktober 1945 jauh di tengah malam. Dan yang kedua dimulai pada tanggal 10 Nopember 1945 pagi sampai permulaan bulan Desember 1945, jadi lebih dari 21 har...