Langsung ke konten utama

Daftar Isi

PKI & G30S

  1. G30S dalam Pelajaran Sekolah

Pergerakan Nasional

  1. "Pribumi"--Apa Artinya?
  2. "Quo Vadis" Syarikat Islam?
  3. 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL: Butuh Banyak Sumpah Pemuda
  4. 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL: Kipling, Ratu Wilhelmina, dan Budi Utomo
  5. 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL: Renaisans Asia Lahirkan Patriotisme Bangsa-bangsa
  6. 100 Tahun Kebangkitan Nasional: Refleksi bagi Para Yunior Dokter Soetomo
  7. 100 Tahun Nasionalisme Bangsa
  8. 1928: Kongres Perempuan Indonesia I - Baru!
  9. Arsip Nasional dan Kebangkitan Nasional
  10. BANGSA - Baru!
  11. Bahasa Indonesia sebagai Aspal Kolonial
  12. Bangsa-bangsa di Hindia Timur
  13. Catatan Kongres SI
  14. Diciptakan dengan Taruhan Nyawa
  15. Dr Tjipto Mangoenkoesoemo Tidak Sempat Rasakan "Kemerdekaan" - Baru!
  16. Dua Generasi Merayakan Disrupsi
  17. Era Media Membangun Imajinasi Satu Bangsa
  18. Etnisitas & Nasionalisme
  19. Gambaran Soal Pahlawan Berubah
  20. Gedung Kebangkitan Nasional Lebih Dikenal Kalangan Pelajar - Baru!
  21. Hamdan Zoelva Siap Pimpin Syarikat Islam
  22. Hari Kebangkitan Nasional
  23. JEJAK NASIONALISME BANDA (2) Kisah Perdagangan Rempah-rempah di Banda
  24. JEJAK NASIONALISME BANDA (4) Sosok Des Alwi, dari Perjuangan hingga Orde Baru
  25. JEJAK NASIONALISME BANDA (5-HABIS) Semua Penduduk Tahu, Dulu Ada Sekolah yang Dibikin Hatta dan Sjahrir
  26. JEJAK NASIONALISME DI BANDA (1) Kerukunan Multietnik, Kekuatan dan Identitas Banda
  27. JEJAK NASIONALISME DI BANDA (3) Menyusuri Jejak Para Pendiri Bangsa yang Dibuang ke Banda
  28. JEJAK NASIONALISME DI BOVEN DIGOEL (1) Penjara yang Memerdekakan
  29. JEJAK NASIONALISME DI BOVEN DIGOEL (2) Saksi Perjuangan yang Tak Terawat
  30. Jalan Kebangkitan Bangsa
  31. Jalesveva Jayamahe
  32. James Richardson Logan Pencetus Nama Indonesia
  33. Jangan Letih Mengindonesia
  34. Jendela Lain Sejarah Indonesia
  35. KIPRAH KAUM MUDA: 90 Pemuda Menjadi Penyangga Bangsa
  36. Kebangkitan Kesadaran
  37. Kebangkitan Nasional
  38. Kebangkitan Nasional dan Keharusan Masa Kini
  39. Kebangkitan Nasional dan Revolusi Mental
  40. Kebangkitan Nasional, Kebangkitan Siapa?
  41. Kebangkitan Pendidikan Nasional
  42. Konsensus Kebangkitan Bangsa
  43. MERAYAKAN INDONESIA RAYA: Biola WR Supratman dan Sumpah Pemuda
  44. MONUMEN PERS: Jejak TAS, Sang Pemula
  45. Manunggaling Ilmu dan Laku
  46. Manusia Indonesia
  47. Mari Bangkit Kembali
  48. Masih Perlukah Harkitnas
  49. Membangkitkan Kembali Semangat Generasi '28
  50. Mencari Makna Baru Kebangkitan Nasional
  51. Mengenal Wajah Nasionalisme Papua
  52. Menggali Inklusi dari Nama Indonesia
  53. Menggerakkan Indonesia dari Negeri Penguasa
  54. Menggugah(t) Kebangsaan
  55. Menghidupkan Api Kebangkitan
  56. Menjaga Persatuan Lewat Bahasa
  57. Menjaga Prasyarat Hidup Bersatu
  58. Merajut Simpul-simpul Perekat Keindonesiaan
  59. Merawat Ingatan untuk Masa Depan
  60. Nahdlatul Ulama dari Masa ke Masa
  61. Nasionalisme Sunda
  62. PERGERAKAN NASIONAL: Laweyan Poros Perlawanan
  63. PSII, Sang Pelopor
  64. Partai Politik pada Masa Kolonial
  65. Pemuda Penjuru Bangsa
  66. Pemuda Sepanjang Masa
  67. Pendidikan Itu untuk Rakyat ....
  68. Pengertian Indonesia Asli - Baru!
  69. Peran Sarekat Islam Tak Bisa Diabaikan - Baru!
  70. Peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober dalam Perjuangan Bangsa - Baru!
  71. Pesan dari Tempat Kongres Pemuda II
  72. Pintu Terbuka dari Laweyan
  73. Pribumi
  74. Pribumi dan Tenun Keindonesiaan
  75. Putusan Congres Pemuda-pemuda Indonesia - Baru!
  76. RIWAYAT PARTAI ISLAMIS
  77. Rahim Pencetak Tokoh-tokoh Besar
  78. Rasa Persatuan di Sekolah Dokter Djawa
  79. Reinterpretasi Kebangkitan Nasional
  80. Revitalisasi Kebangkitan Nasional
  81. Revolusi Kebudayaan
  82. SI, Cita-Cita & Harapan
  83. SUMPAH PEMUDA: Asal-usul Nama Indonesia
  84. SUMPAH PEMUDA: Dari Semua Golongan, untuk Satu Indonesia
  85. SUMPAH PEMUDA: Ikrar Nasionalisme Pemuda
  86. SUMPAH PEMUDA: Kramat Raya yang Bersejarah
  87. Saat Tanah dan Nusa India Jadi Nyata
  88. Sarekat Islam dalam Sejarah Kemerdekaan
  89. Satu Abad Kebangkitan
  90. Sejarah Indonesia Tahun 2018
  91. Sejarah Lupakan Etnik Tionghoa
  92. Sejarah Orang Selandia Baru
  93. Semangat Pembauran "Jong Kos"
  94. Setelah Pemuda Bersumpah
  95. Soetatmo-Tjipto: Nasionalisme Kultural dan Nasionalisme Hindia - Baru!
  96. Sosok di Balik Masjumi
  97. Sumpah Bersejarah
  98. Sumpah Pemuda
  99. Sumpah Pemuda dan Disrupsi Bangsa
  100. Tantangan Berat Nasionalisme: Kemiskinan, Korupsi, dan Kepentingan Golongan Ancaman bagi Nasionalisme
  101. Tentang Stovia

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan 1945-1949

  1. Arek-arek Soerobojo Hadang Sekutu - Baru!
  2. Jiwa Bandung Lautan Api
  3. Letnan Endang Hilang Usai Bandung Lautan Api
  4. Membayangkan Lautan Api di Bandung
  5. Mohammad Toha, Antara Ada dan Tiada
  6. Revitalisasi Peristiwa BLA

Sejarah Islam di Indonesia

  1. "Abangan"
  2. Akulturasi Budaya Islam-Hindu Jawa
  3. Akulturasi Islam dan Sunda
  4. Baodeh-pun Berbahasa Arab Prokem
  5. Cheng Ho Mendukung Islam Damai
  6. Cheng Ho dan Tiga Teori Jangkar Raksasa
  7. Cirebon dalam Kajian Jawa dan Islam
  8. Gelar Haji
  9. Harun Nasution: Ajarah Syiah Tidak Akan Berkembang di Indonesia
  10. Islam Nusantara Teladan di Mata Dunia
  11. Islamisasi Dinasti Prabu Siliwangi
  12. Jejak Kerajaan Pasai Ditemukan: Diduga Wilayah Agraris
  13. Kiprah Ulama Menjaga Nusantara
  14. Langgar Bubrah, Sebuah Akulturasi Hindu-Islam
  15. MEMBACA INDONESIA: Islam dan Pendekatan Damai
  16. Masjid-masjid Tua di Pecinan
  17. Mengenang Armada Laksamana Cheng Ho
  18. Misteri Jangkar Raksasa Laksamana Cheng Ho: Kabut Sejarah di Perairan Cirebon
  19. Museum Situs Para Wali Dibangun
  20. Naskah Dinasti Gowa Ditemukan
  21. Para Raja di Aceh Pun Berkumpul
  22. Pelaksanaan Wisata Ziarah Jangan Mengarah Syirik
  23. Peradaban Islam Nusantara (Barus)
  24. Petualangan Jin Bun
  25. Presiden Ajak Warga Jaga Keberagaman: Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara Diresmikan
  26. SEI MAHAKAM (1) Membulatkan Identitas Kutai Kartanegara
  27. SEI MAHAKAM (2 - HABIS) Keraton Kutai dan Pergulatan Mawas Diri
  28. Seni dan Budaya Jadi Medium Awal
  29. Ziarah di Serang Banten

Seputar Proklamasi Kemerdekaan RI

  1. Proklamasi dan Rahmat Tuhan
  2. Romantika 17 Agustus 1945 di Yogyakarta

Tokoh-tokoh Sejarah

  1. Indonesia Sudah Merdeka, Bendera Harus Berkibar
  2. K. H. Z. Mustofa, Pejuang Sukamanah
  3. Lincoln--Stanton
  4. Makam Imam Al-Bukhori

Zaman Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan

  1. "Roomusha" Abad Ke-19 di KNIL
  2. Bandung Diduduki Tentara Nippon 10 Maret 1942
  3. Kemerdekaan, Hadiah dari Siapa?
  4. Mengungkap Kembali Tanggal 2 September 1945: Jenderal Douglas Mac Arthur Menerima Penyerahan Jepang di Atas Geladak Kapal USS Missouri
  5. PERANG DUNIA II: Tojo Tak Kenal Menyerah
  6. TRAGEDI HIROSHIMA: Maaf Itu Tidak Pernah Terucapkan ....
  7. Zaman Jepang dan Murid Sekolah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jiwa Bandung Lautan Api

Ingan Djaja Barus Staf Khusus di Dinas Sejarah Angkatan Darat Ingat anak-anakku  sekalian. Temanmu,  saudaramu malahan ada  pula keluargamu yang mati  sebagai pahlawan yang tidak  dapat kita lupakan selama- lamanya. Jasa pahlawan kita  telah tertulis dalam buku  sejarah Indonesia. Kamu  sekalian sebagai putra  Indonesia wajib turut mengisi  buku sejarah itu - Pak Dirman, 9 April 1946 T ANGGAL  24 Maret 1946, terjadi sebuah peristiwa penting dalam sejarah perjuangan kita, yaitu Bandung Lautan Api. Suatu peristiwa patriotik yang gemanya abadi di setiap hati. Tak hanya bagi mereka yang pernah hidup dalam masa berlangsungnya peristiwa itu, tetapi juga bagi mereka yang lahir lebih kemudian. Pada hakikatnya peristiwa "Bandung Lautan Api" merupakan manifestasi kebulatan tekad berjuang dan prinsip "Merdeka atau Mati" TNI AD (Tentara Republik Indonesia/-TRI waktu itu) bersama para pemuda pejuang dan rakyat Jawa Barat. Mereka bergerak melawan...

Ritual Nasional yang Lahir dari Perlawanan Surabaya

Oleh Wiratmo Soekito P ERLAWANAN organisasi-organisasi pemuda Indonesia di Surabaya selama 10 hari dalam permulaan bulan November 1945 dalam pertempuran melawan pasukan-pasukan Inggris yang dibantu dengan pesawat-pesawat udara dan kapal-kapal perang memang tidak dapat mengelakkan jatuhnya kurban yang cukup besar. Akan tetapi, hasil Perlawanan Surabaya itu bukannya  kekalahan, melainkan, kemenangan . Sebab, hasil Perlawanan Surabaya itulah yang telah menyadarkan Inggris untuk memaksa Belanda agar berunding dengan Indonesia sampai tercapainya Perjanjian Linggarjati (1947), yang kemudian dirusak oleh Belanda, sehingga timbullah perlawanan-perlawanan baru dalam Perang Kemerdekaan Pertama (1947-1948) dan Perang Kemerdekaan Kedua (1948-1949), meskipun tidak semonumental Perlawanan Surabaya. Gugurnya para pahlawan Indonesia dalam Perlawanan Surabaya memang merupakan kehilangan besar bagi Republik, yang ketika itu baru berumur 80 hari, tetapi sebagai martir, mereka telah melahirkan satu ri...

Misteri Jangkar Raksasa Laksamana Cheng Ho: Kabut Sejarah di Perairan Cirebon

TINGGINYA menjulang sekitar 4,5 sampai 5 meter. Bentuknya sebagaimana jangkar sebuah kapal, terbuat dari besi baja yang padat dan kokoh. Bagian tengahnya lurus serta di bawahnya berupa busur dengan kedua ujung yang lancip. J ANGKAR kapal berukuran besar itu sampai kini diletakkan di ruangan sebelah utara dari balairung utama Vihara Dewi Welas Asih. Dengan berat yang mencapai lebih dari tiga ton, benda bersejarah itu disimpan dalam posisi berdiri dan disandarkan di tembok pembatas serambi utara dengan balairung utama yang menjadi pusat pemujaan terhadap Dewi Kwan Im, dewi kasih sayang.  Tempat peribadatan warga keturunan Tionghoa pemeluk agama Buddha ini terletak di areal kota tua di pesisir utara Kota Cirebon. Bangunan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya sejak 2011 ini didirikan pada awal pertengahan abad ke-16, tepatnya tahun 1559 Masehi. Letaknya berada di pesisir pantai, persis bersebelahan dengan Pelabuhan Kota Cirebon. Kelenteng ini berada di antara gedung-gedung tua m...

Hari Pahlawan: MENGENANG 10 NOPEMBER 1945

Majalah Inggeris "Army Quarterly" yang terbit pada tanggal 30 Januari 1948 telah memuat tulisan seorang Mayor Inggeris bernama R. B. Houston dari kesatuan "10 th Gurkha Raffles", yang ikut serta dalam pertempuran di Indonesia sekitar tahun 1945/1946. Selain tentang bentrokan senjata antara kita dengan pihak Tentara Inggeris, Jepang dan Belanda di sekitar kota Jakarta, di Semarang, Ambarawa, Magelang dan lain-lain lagi. Maka Mayor R. B. Houston menulis juga tentang pertempuran-pertempuran yang telah berlangsung di Surabaya. Perlu kita ingatkan kembali, maka perlu dikemukakan di sini, bahwa telah terjadi dua kali pertempuran antara Tentara Inggeris dan Rakyat Surabaya. Yang pertama selama 3 malam dan dua hari, yaitu kurang lebih 60 jam lamanya dimulai pada tanggal 28 Oktober 1945 sore, dan dihentikan pada tanggal 30 Oktober 1945 jauh di tengah malam. Dan yang kedua dimulai pada tanggal 10 Nopember 1945 pagi sampai permulaan bulan Desember 1945, jadi lebih dari 21 har...

"Abangan"

Oleh AJIP ROSIDI I STILAH abangan berasal dari bahasa Jawa, artinya "orang-orang merah", yaitu untuk menyebut orang yang resminya memeluk agama Islam, tetapi tidak pernah melaksanakan syariah seperti salat dan puasa. Istilah itu biasanya digunakan oleh kaum santri  kepada mereka yang resminya orang Islam tetapi tidak taat menjalankan syariah dengan nada agak merendahkan. Sebagai lawan dari istilah abangan  ada istilah putihan , yaitu untuk menyebut orang-orang Islam yang taat melaksanakan syariat. Kalau menyebut orang-orang yang taat menjalankan syariat dengan putihan  dapat kita tebak mungkin karena umumnya mereka suka memakai baju atau jubah putih. Akan tetapi sebutan abangan-- apakah orang-orang itu selalu atau umumnya memakai baju berwarna merah? Rasanya tidak. Sebutan abangan  itu biasanya digunakan oleh orang-orang putihan , karena orang "abangan" sendiri menyebut dirinya "orang Islam". Istilah abangan  menjadi populer sejak digunakan oleh Clifford ...

Dr. Danudirjo Setiabudi

Dr. Danudirdjo Setiabudi  adalah nama Indonesia dari Dr. Ernest F. E. Douwes Dekker. Beberapa waktu yang lalu, pemerintah memberikan gelar kepada Danudirjo sebagai Perintis Perkembangan Pers Indonesia, bersama beberapa orang yang lain yang berjasa. Kalau pemerintah menganggap Danudirjo sebagai perintis perkembangan pers Indonesia, maka sebenarnya jasa beliau lebih besar dari itu. Beliau adalah pendekar perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bersama Suwardi Suryaningrat (K. H. Dewantara) dan Dr. Cipto Mangunkusumo, mereka disebut Tiga Serangkai, karena mereka bertiga bersama-sama memperjuangkan kemerdekaan bangsa lewat wadah Indische Partij. Danudirjo Setiabudi lahir pada tahun 1879 di sebuah kota kecil di Jawa Timur yakni Pasuruan. Setelah berhasil menamatkan sekolah menengahnya dan sekolah lanjutannya di Indonesia, Danurdirjo pergi ke Eropa dan melanjutkan pelajarannya, kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Zurich (Swiss). Sejak bocah, Danudirjo telah memiliki jiwa kemerdekaan yang...

TRAGEDI HIROSHIMA: Maaf Itu Tidak Pernah Terucapkan ....

Di mata rakyat Jepang, nama Paul Warfield Tibbet Jr menyisakan kenangan pedih. Dialah orang yang meluluhlantakkan Kota Hiroshima dalam sekejap pada 6 Agustus 1945 lalu. Yang lebih pedih lagi, Tibbets, seperti juga pemerintah Amerika Serikat, tidak pernah mau meminta maaf atas perbuatannya itu. Akibat bom atom 'Little Boy' berbobot 9.000 pon (4 ton lebih) yang dijatuhkan dari pesawat pengebom B-29 bernama Enola Gay, 140 ribu warga Hiroshima harus meregang nyawa seketika dan 80 ribu lainnya menyusul kemudian dengan penderitaan luar biasa. Sebuah kejadian yang menjadi catatan tersendiri dalam sejarah perang yang pernah ada di muka bumi. Hingga kini seluruh rakyat Jepang masih menanti kata 'maaf' dari pemerintah AS atas perbuatan mereka 62 tahun silam itu. Paling tidak, Tibbets secara pribadi mau menyampaikan penyesalannya. "Tapi ia tidak pernah meminta maaf. Seperti juga pemerintah AS, ia justru beralasan bom itu telah menyelamatkan jutaan orang Amerika dan Jepa...