Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 1992

Mengungkap Zaman Keemasan Kerajaan Gowa

A rak-arakan budaya yang lengkap dengan tentara berkuda serta pasukan garis depan (tobarani), seperti menampilkan kembali masa keemasan Kerajaan Gowa yang dulu dikenal memiliki pasukan tangguh. Pawai itu diikuti barisan gendang (pagandrang), pemangku adat dan pengiring wanita (pabaju bodo) serta masyarakat umum yang mengenakan busana tradisional, warna hitam, merah, kuning, dan hijau. Arak-arakan bergerak dari kantor bupati Gowa ke tempat upacara di lapangan Bungaya, di depan balla lompos (istana) raja Gowa di Sungguminasa yang kini berfungsi sebagai museum. Pesta budaya itu dimaksudkan untuk memperingati hari jadi ke-671 Gowa, 17 Nopember 1991, dan ini merupakan perayaan yang pertama. Berdasarkan lontara Makassar dan literatur lainnya yang berhubungan dengan sejarah Gowa, sama sekali tidak ada petunjuk tentang hari, tanggal, bulan berdirinya "daerah" itu. Akhirnya atas prakarsa Bupati A. Azis Umar, diselenggarakanlah seminar untuk menentukan hari jadi daerah, yang dulu diken

Tujuh Nama Indonesia

NAMA Indonesia pertama kali dipakai pada tahun 1850. Tapi orang pertama yang mempergunakan nama Indonesia itu ialah James Richardson Logan (1869), dalam kumpulan karangannya yang berjudul " The Indian Archipelago and Eastern Asia ", terbit dalam Journal of The Asiatic Society of Bengal (1847-1859) . Indonesia berasal dari gabungan kata "Indo" dan "Neise", yang berasal dari bahasa Yunani: Nesos , berarti kepulauan Hindia. Adapun kata "Nesos" itu hampir berdekatan dengan kata "nusa" (diartikan dalam bahasa Indonesia, yang berarti pulau). Nama Indonesia semakin populer saja, seperti halnya Sir William Edward Maxwell (1897), seorang ahli hukum berkebangsaan Inggris yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Straits Settlements (yang kemudian menjadi Gubernur Pantai Mas), juga pernah memakai nama "Indonesia" di dalam kata mukadimah buku penuntun bahasa-bahasa Melayu (buah karyanya sendiri). Dalam bukunya itu, ia menulis "The I

Mengenang 50 Tahun yang Lalu Pecahnya Perang Pasifik

Menjelang fajar hari Minggu tanggal 7 Desember 1941 (waktu Indonesia 8 Desember), deru mesin pesawat terbang memenuhi geladak enam kapal induk Jepang yang berada sekitar 230 mil utara Oahu, Hawaii, di tengah Lautan Pasifik. Pesawat-pesawat itu penuh bermuatan bom, terpedo, amunisi. Kapten Mitsuo Fuchida, komandan Satuan Penyerang Udara Pearl Harbor termasuk salah satu pilot yang memanaskan mesin pesawatnya di subuh buta itu. Mesin dan baling-baling menderu, sementara lampu-lampu di sayap bergetar. Akhirnya dari alat pendengar di telinga, Fuchida menerima pesan terakhir yang ditunggu-tunggu dari Laksamana Isoroku Yamamoto. "Bangkit atau runtuhnya Kekaisarannya kita sekarang tergantung dari pertempuran ini!" Pesan ini ironis, sebab keluar dari Yamamoto yang sebenarnya menentang perang melawan Amerika Serikat. Yamamoto mengenal benar kekuatan Amerika, karena dia pernah belajar di Harvard dan menjadi atase AL Washington DC. "Jepang tidak akan pernah dapat mengalahkan Am
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...