Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 1993

Lebih Suka Orang Asing

S EBAGAI situs purbakala, Sangiran punya nama besar. Sepertiga fosil manusia purba Phitecantropus erectus , dari zaman 400 ribu sampai 1 juta tahun lalu, ditemukan di Sangiran. Tak mengherankan kalau Prof. Donald E. Tyler, ahli antropologi ragawi di Universitas Idaho, AS, lima kali datang ke desa di tepian Bengawan Solo itu selama dua tahun. Baginya, menemukan fosil di Sangiran adalah kebanggaan besar. Bagi pedagang barang purbakala seperti Rattana Nahonrial dan Yanuman Bunyo, Sangiran juga penting. Sepasang warga Thailand itu datang ke Sangiran dua tahun silam. Rupanya, mereka ada "kencan" dengan Marsiman, warga Sangiran. Marsiman punya barang dagangan yang menarik kedua tamu asing itu, yakni berupa sebuah fosil rahang badak sepanjang 60 cm, dan dua moncong babi purba. Tapi transaksi gagal. Kedatangan kedua pedagang barang purba itu ternyata diendus Utomo, seorang satpam yang menjaga kawasan suaka purbakala seluas 32 km2 itu. Utomo segera lapor polisi. Namun, kedu

Fosil Sangiran: Menggali atau Membeli Fosil?

Prof. Tyler belum memenuhi panggilan polisi. Ada indikasi kuat ia cuma membeli fosil, bukan menggali. Akankah ia terjerat UU Cagar Budaya? N IAT Prof. Donald E. Tyler, 39 tahun, sejak mula memang tak cuma datang untuk seminar. Maka, ia sengaja datang jauh-jauh hari sebelum seminar prasejarah di Gedung Pusat LIPI Jakarta (13-15 Oktober) itu dibuka. Ahli antropologi dari Amerika itu ingin mengunjungi situs purbakala di Sangiran, Jawa Tengah. Beruntung di sana ia menemukan fosil tengkorak manusia purba. Tapi, buntutnya, Tyler kini berurusan dengan polisi.  Direktur Jenderal Kebudayaan Dr. Edi Sedyawati menuding Tyler dan Bambang Prihanto (asistennya) terang-terangan menabrak UU tentang Benda Cagar Budaya 1992. Mereka dituduh telah mengambil benda cagar budaya dan memindahkannya secara ilegal. Atas tindakan itu, mereka bisa diancam dengan hukuman 5 tahun penjara dan denda sampai Rp. 50 juta. Edi telah pula mengirim tim ke Sangiran. Tim ini bekerja sama dengan polisi mengusut k

Tengkorak yang Bikin Heboh

Tengkorak manusia purba, yang diperkirakan berumur 1 juta tahun, temuan Donald Tylor di Sangiran, dihebohkan ahli-ahli antropologi kita. Mengapa? B ERADA di tengah para koleganya sesama ahli purbakala, Donald E. Tylor, 39 tahun, seperti merasa terasing. Ahli antropologi ragawi dari Universitas Idaho itu lebih suka menyendiri selama tiga hari konferensi internasional tentang paleoekologi manusia di Gedung Widya Graha Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, pekan lalu. Padahal, Tylor baru saja "menemukan" fosil tengkorak manusia Jawa purba yang ditaksir berumur 1 juta tahun. Tapi, di mata peserta konferensi, penemuan itu dianggap tidak ada. "Selama persoalannya belum dijernihkan, penemuannya tidak perlu dibicarakan di forum ilmiah," kata Prof. R. Pandji Soejono, arkeolog kawakan dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Arkenas), Jakarta. Penemuan tengkorak purba itu, di Desa Manyarejo, Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, memang mengandun
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...