Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 1995

Tanggal 9 Maret 1942 Belanda Menyerah kepada Jepang: Gubernur Jenderal Belanda Linglung

Oleh HARYADI SUADI PERUNDINGAN  antara pihak Jepang dan Pemerintah Hindia Belanda yang berlangsung di Kalijati, Subang, telah memakan waktu 2 hari. Perundingan hari pertama, tanggal 8 Maret, dibuka dengan sebuah pertanyaan dari pihak Jepang yang cukup mengejutkan Belanda. Sebagaimana telah diungkapkan pada tulisan yang lalu, bahwa Imamura secara langsung menanyakan kepada Tjarda, apakah perundingan ini akan membahas soal penyerahan atau melanjutkan peperangan. Setelah pertanyaan itu diterjemahkan lewat juru bahasanya, langsung Tjarda dan kawan-kawannya tercengang. Dengan muka pucat dan menundukkan kepala, kemudian Tjarda menjawab perlahan: Itu tidak bisa. Dengan cepat Imamura kembali bertanya: Apa sebab? "Sebab hak saya sebagai gubernur jenderal untuk memimpin tentara sudah dicabut oleh Yang Mulia Ratu Wilhelmina," jawab Tjarda. Rupanya Imamura tidak puas dengan jawaban tersebut. Kemudian panglima tertinggi Nippon ini berpaling ke arah Ter Poorten dan men

Kebangkitan Nasional Jiwai Persatuan

Oleh A Kardiyat Wiharyanto D alam pasang surutnya sejarah pertumbuhan bangsa kita selama hampir 50 tahun merdeka, kita mengalami berbagai babak sejarah. Bangsa Indonesia memang telah ada sejak zaman prasejarah. Pada masa kerajaan agung Sriwiaya dan Majapahit, telah dipatrikan pertama kali wujud persatuan dan pesatuan bangsa Indonesia itu sebagai suatu kesatuan politik yang besar, bahkan bisa bertahan untuk berabad-abad. Dalam perkembangannya, dengan menggunakan cara memecah belah persatuan besar itu, para penjajah asing berhasil menguasai bangsa Indonesia dan memanfaatkan kepulauan kita ini untuk dijadikan tanah jajahan. Kesemuanya itu bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran tanah asal mereka di Eropa.  Para penjajah Eropa itu mencabik-cabik persatuan dan kesatuan Indonesia agar mereka tidak kehilangan sumber penghasilan dan penghidupannya yang besar. Walaupun bangsa Indonesia bertubi-tubi melakukan perlawanan terhadap mereka, karena kalah lengkap persenjataannya, maka cita-cita bangsa

Penjajahan dalam Bentuk Baru

Oleh JB Wahyudi S ebentar lagi, bangsa Indonesia akan memperingati "Hari Kebangkitan Nasional" dan "50 Tahun Indonesia Merdeka". Presiden Soeharto, pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional, tanggal 20 Mei hari ini, akan mencanangkan Gerakan Disiplin Nasional di semua bidang. Disiplin Nasional suatu bangsa yang sudah berusia 50 tahun.  Salah satu disiplin nasional yang akhir-akhir ini merosot drastis adalah disiplin dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ini terbukti dengan banyaknya gedung-gedung pencakar langit dengan nama-nama asing. Nama-nama permukiman baru, yang menggunakan istilah asing. Bahkan, setiap individu merasa lebih bergengsi bila menggunakan kata-kata asing, seperti: OK, noway, let's go, fine, no problem, is the best , dan entah istilah apa lagi. Lebih runyam lagi, mungkin sebagai "protes" penggunaan istilah asing, muncullah ungkapan lokal seperti lu ..., gue, busyeet ..., gile lu ..., ane ame lu . Ini baru disiplin peng
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...