Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 1988

Dr. Soetomo: Himpun Persatuan dan Kesatuan Berdasarkan Irama Gamelan

"Tujuh puluh delapan tahun yang lalu, 20 Mei 1908, Dokter Soetomo telah membuat percikan api kebangkitan nasional di Gedung Stovia. Dan sampai kini nyalanya tetap memberi jiwa dan semangat untuk mengisi cita-cita kebangkitan nasional!" begitu antara lain sambutan Menteri Penerangan H. Harmoko, ketika meresmikan monumen Dokter Soetomo di Desa Ngepeh, Nganjuk, Jawa Timur. Monumen itu diresmikan pada tanggal 6 Mei yang lalu, di atas tanah seluas 1,75 hektar. Memang sepantasnya dibuat monumen agung untuk mengenang jasa-jasa beliau sebagai salah seorang pendiri Boedi Oetomo . Suatu wadah yang merupakan organisasi modern pertama lahir di Indonesia, bertujuan untuk memajukan pengajaran dan kebudayaan bangsa Indonesia. Sejak adanya Boedi Oetomo  bangsa kita bangkit, untuk membebaskan diri dari penjajah. Itulah yang membuat Soetomo pernah diancam akan dikeluarkan dari STOVIA. Tapi dia tidak gentar. Soetomo dan kawan-kawannya terus melebarkan sayap Boedi Oetomo demi kemajuan bangsa Ind

Menyimak Dampak Kultural Boedi Oetomo sebagai Tonggak Kebangkitan Nasional

BERDIRINYA  Boedi Oetomo ( BU ) tahun 1908, tak bisa dilepaskan dari gejala bangkitnya kelas menengah masyarakat Jawa. Dan kebangkitan kelas menengah Jawa ini ternyata dimotori oleh golongan priyayinya. Baik priyayi profesional "jebolan" Stovia, maupun priyayi birokratis yang kebanyakan berpangkat "regent" (: bupati yang diangkat penguasa kolonial) dan sekelompok wedana, yang semuanya terserap ke dalam hierarki administrasi kolonial. Kebangkitan golongan priyayi membuktikan adanya penyusunan pandangan-pandangan Barat (Eropa ke dalam masyarakat penguasa Jawa melalui proses rekayasa pendidikan). Sejak 1864, orang-orang Jawa telah diterima dalam sekolah Belanda, bernama ELS  (Europeesche Lagere School). Ini adalah satu-satunya sekolah dasar yang mengajarkan bahasa Belanda kepada orang Jawa. Saat itu, bahasa Belanda adalah syarat utama untuk meneruskan pendidikan seseorang di sekolah kedokteran atau sekolah guru. Bagi masyarakat penguasa Jawa, ELS adalah sarana "de
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...