Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 1984

Indonesia Menjelang Perang Pasifik (2) Spionase Jepang di Hindia Belanda Lebih Hebat Sejak Pertengahan Th 30-an

Oleh: H ROSIHAN ANWAR SPIONASE  aktif pihak Jepang di Hindia Belanda dilaksanakan lebih hebat sejak pertengahan tahun 1930-an. Salah satu perkakas spionase paling aktif ialah Nanyo Warehousing Company. Seorang karyawannya di Betawi adalah Naoju Aratame, perwira marine yang khusus ditugaskan dengan pekerjaan spionase. Kemudian dia ditempatkan sebagai pegawai konsulat-jenderal Jepang di Betawi. Sesudah tahun 1939 hampir semua karyawan perusahaan-perusahaan Jepang di Hindia Belanda dilibatkan dalam pekerjaan spionase. Kujiro Hayashi menjabat sebagai Direktur utama perusahaan Nanyo Kyokai yang terkenal karena menspesialisasikan diri dalam pembiayaan perdagangan kecil dan pengiriman para karyawan. Bulan Mei 1940 dia mengunjungi Hindia Belanda. Tujuan resmi perjalanannya ialah melaksanakan missi muhibah kepada pemerintah Hindia Belanda. Dari sepucuk surat yang dicegat setelah keberangkatannya ternyata apa tujuan sebenarnya perjalanannya yakni koordinasi kegiatan-kegiatan spionase di

Indonesia Menjelang Perang Pasifik (1) Maeda Berteman dengan Jenderal Wenninger Pangkalan Surabaya Menjadi Sasaran

Oleh: H ROSIHAN ANWAR TANGGAL 20 Oktober 1940 berakhirlah perundingan di Betawi antara delegasi Jepang yang dipimpin oleh Menteri Perdagangan dan Perindustrian Kobayashi dengan delegasi Belanda yang dipimpin oleh Dr. H. J. van Mook, Direktur Urusan Ekonomi Hindia Belanda. Dalam perundingan itu dicapai persetujuan tentang penjualan minyak oleh Belanda kepada Jepang sejumlah 1.419.500 ton. Persetujuan yang lebih umum sifatnya ditentang oleh pihak Belanda. Pada waktu itu Belanda telah mampu memecahkan rahasia kode (sandi) Kementerian Luarnegeri Jepang, sehingga mengetahui apa sebenarnya tujuan missi Kobayashi ke Betawi. Tujuannya ialah sejauh mungkin menunda persenjataan Hindia Belanda dengan jalan memberikan keterangan bersifat damai, mencegah jangan sampai Hindia Belanda dalam hal timbulnya sengketa lalu menghancurkan ladang-ladang minyak, membujuk Hindia Belanda jangan mengadakan kontak terlalu erat dengan Inggris dan Amerika, akan tetapi menggabungkan diri kepada orde baru J

Integrasi Nasional Indonesia: Beberapa Catatan

Oleh: Prof Dr Harsja W. Bachtiar Dua Pandangan yang Berbeda: Ada paling sedikit 2 pandangan yang berbeda tentang integrasi bangsa Indonesia sekarang ini dan tentu saja masing-masing pandangan ini mengakibatkan juga kebijaksanaan yang berbeda berkenaan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan integrasi bangsa. Pandangan pertama didasarkan atas anggapan bahwa bangsa Indonesia telah ada sejak amat lama, mungkin sudah sejak jaman prasejarah. Dalam masa tertentu terutama dalam masa kerajaan agung Sriwijaya dan Majapahit, kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia tampak jelas terwujud sebagai satu kesatuan politik yang besar. Akan tetapi kemudian dengan menggunakan cara memecah belah persatuan besar ini (devide et empera)  para penjajah asing berhasil menguasai bangsa Indonesia dan memanfaatkan kepulauan yang menjadi tanah jajahannya dengan penduduk taklukannya untuk meningkatkan kemakmuran di tanah asal mereka di Eropa. Sekarang bangsa Indonesia telah berhasil dibebaskan dari kekuasaan

Lahirnya Bangsa Indonesia

Oleh Onghokham SETIAP tahun Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, hari yang cukup penting sebagai hari peringatan nasional, yang melebihi hari-hari peringatan nasional lain, seperti Hari Kartini, Hari Kebangkitan Nasional, dan lain-lain. Dalam tulisan ini kami akan mencoba menempatkannya dalam proporsi sejarah Indonesia. Pada tanggal 28 Oktober 1928 sekelompok pemuda-pelajar di kota yang dahulu disebut Batavia, ibukota Hindia Belanda, dan kini menjadi Jakarta, ibukota Republik Indonesia, mengucapkan Sumpah Pemuda. Peristiwa ini patut disebut pembentukan atau proklamasi adanya bangsa ( nation ) Indonesia. Konsep bangsa ini lahir dari proses apa yang disebut dalam sejarah kita pergerakan nasional. Ia diambil dari definisi bangsa ( nation ) di Eropa, khususnya dari Ernest Renan, yang mengatakan bahwa bangsa menempati satu wilayah tertentu, berbahasa satu, dan yang terpenting merasa senasib dan seperjuangan. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 juga bukan yang pertama kali mencetu
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...