Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Peradaban Islam Nusantara (Barus)

Budi Agustono Sejarawan, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara B ARUS merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Sebelum dimekarkan menjadi beberapa kecamatan, wilayah Barus relatif luas. Mula-mula Barus dipecah menjadi dua kecamatan, Sorkam dan Manduamas, kemudian menjadi tiga kecamatan, Andam Dewi, Barus Utara dan Sirondorung. Saat ini Barus hanya menjadi salah satu kecamatan dari 20 kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Sebelumnya, Barus adalah kota tua yang namanya melegenda hingga ke mancanegara pada abad ke-7 sampai ke-18. Barus masa lampau bagian dari Nusantara yang dikenal sebagai kota dagang di Pantai Barat Sumatra. Pada masa itu di pesisir Pantai Barat Sumatra tumbuh kota yang kehidupannya mengandalkan laut. Laut menjadi sumber peradaban. Peradaban itu memproduksi teknologi nautika sebagai kompas dalam lalu lintas perdagangan satu kota ke kota lain dan satu wilayah ke wilayah mancanegara lainnya. Dengan teknolog

Presiden Ajak Warga Jaga Keberagaman: Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara Diresmikan

BARUS, KOMPAS -- Presiden Joko Widodo meminta seluruh umat beragama untuk merawat dan menjaga keberagaman agar bisa menjadi kekuatan bangsa. Presiden menilai, pergesekan antarpemeluk agama selama ini kerap terjadi pada kontestasi politik. Presiden menyampaikan hal tersebut saat meresmikan Tugu Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (24/3). Presiden juga mengunjungi pemakaman kuno Al-Mahligai. Presiden didampingi Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, Ketua Dewan Ulama Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) Syeikh Ali Akbar Marbun, dan sejumlah menteri Kabinet Kerja. "Saya titip kepada kita semuanya, terutama kepada para ulama, agar disebarkan, diingatkan, dan dipahamkan bahwa kita adalah saudara. Kalau kita merawat dan bisa mempersatukan, ini adalah sebuah kekuatan besar," ujar Presiden Jokowi. Menurut Presiden, kekayaan Indonesia justru ada pada keberagamannya. Jika di negara lain hanya ada dua atau tiga suku, di I

Kiprah Ulama Menjaga Nusantara

Suara shalawat menggema dari meunasah atau mushala di Gampong Ruyung, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Aceh, Kamis (12/1). Hari itu, di tempat itu, digelar kenduri merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ulama setempat beserta warga mempersilakan siapa saja yang lewat di depan meunasah untuk mampir dan makan bersama. K enduri tersebut merupakan tradisi yang sudah mengakar lama. Ulama membaur dengan warga menyiapkan makanan. Pada masa Perang Aceh, meunasah yang ada di setiap desa menjadi tempat untuk menyusun strategi perjuangan. Hal itu, antara lain, dilakukan Syeikh Muhammad Saman Tiro atau Teungku Chik di Tiro Muhammad Saman. Di meunasah, pada 1889, ia menulis surat kepada para uleebalang  dan keuchik  atau kepala desa agar kembali lagi berperang membela bangsa. Surat itu ditulis karena sebagian uleebalang  (hulubalang) dan keuchik  mulai memihak Belanda. Peristiwa ini terjadi setelah pada 1873, lewat agresi militernya, Belanda berhasil merebut Keraton Kesultanan Aceh dan melemahkan ke
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...