Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 1987

Westerling Lari Terbirit-birit

T anjung Priok selepas magrib. Dua perwira muda TNI meninggalkan markas Komando Militer Kota (KMK) menuju arah pelabuhan II dengan sebuah jeep Ford tua. Berbekal sepucuk senapan dan sebuah granat, keduanya mendapat tugas melacak dan menyergap Kapten Raymond Pierre Westerling. Perintah dari komandan: tangkap dan tembak Westerling! Semula mereka sepakat untuk melakukan serangan mendadak. Seorang akan memuntahkan peluru ke sasaran dan seorang lagi meledakkan granat. Taruhannya? Jiwa mereka sendiri. Syukur kalau masih bisa berlindung, namun kalau tidak ... berarti nasib! Tapi apa lacur. Di luar dugaan, saat bertemu dengan orang yang dicari-cari di sebuah tempat minum, Westerling serta merta menghampiri dan mengajak minum bir bersama-sama dengan tujuh orang pengawalnya. Rencana berubah. Ajakan minum bir dipenuhi. Ketika itulah muncul ide baru, dan salah seorang perwira mengatakan bahwa Westerling dipanggil menghadap Komandan KMK Tanjung Priok sebentar. Maksudnya, mereka akan melakukan seran...

Westerling Setelah Tiada (3) Andi Mattalatta, Panglima tanpa Pangkat

Salah satu hal yang menyebabkan kian membabibutanya Westerling adalah, bergabungnya para pemberontak Makassar dengan sejumlah pasukan RI yang didatangkan dari Tanah Jawa. Padahal, pemimpin pasukan dari Jawa itu ternyata adalah putra Bugis sendiri. Yaitu Andi Mattalatta, ayah kandung penyanyi Andi Meriem Mattalatta. Ketika Andi dan rombongan tiba di Sulsel, juga belum banyak orang mengerti tentang teknik pertempuran yang benar, apalagi memegang senjata api. "Pokoknya pada waktu itu, kami hanya berperang atas dasar keberanian saja. Saya datang bersama sekitar 60 orang staf, dengan persenjataan yang sudah afkir. Kami mendarat di Sulawesi pada 30 Desember 1946. Sementara itu, Belanda sudah memiliki senjata api yang modern. Sehingga wajar, kalau kita sering mengalami kekalahan yang telak pada saat itu," kenang Andi Mattalatta yang kini dikenal sebagai ketua umum KONI Daerah Ujungpandang itu. Dihubungi Jawa Pos di rumahnya di Ujungpandang, kakek lima orang anak itu berkisah, "...

Westerling Setelah Tiada (2) Sang Kapten Setelah Carte Blanche

Bila rakyat Indonesia, khususnya warga Sulawesi Selatan, masih mengenang kekejaman Westerling itu bisa dimaklumi. Sebab, berdasarkan catatan yang berhasil dikumpulkan Manai Sophiaan, bekas pimpinan redaksi harian "Pewarta Celebes" yang terbit di Makassar (sekarang Ujungpandang), peristiwa 11 Desember 1946 itu memang keji dan mengerikan. Kapten Raymond Westerling yang merupakan promotor pembantaian tesebut bukan hanya kejam, tetapi bahkan juga maniak (senang bila menyaksikan orang lain kesakitan karenanya). Selain sebagai wartawan dan pimpinan redaksi sebuah harian terbitan Makassar, Manai Sophiaan, ayah kandung sutradara Sophan Sophiaan (Jawa Pos, 4 Desember 1987), adalah putra daerah Takalar, Sulsel. Di daerah itu Westerling juga menghabisi puluhan orang tak berdosa. Jauh sebelum Westerling mendarat di Makassar, kota tersebut sebenarnya sudah menjadi ajang pertempuran antara rakyat setempat dengan pasukan Belanda. Kian lama, kegigihan rakyat Sulsel dalam memerangi Belanda ki...

Westerling Setelah Tiada (1) Mereka Mengatakan Biarlah Westerling Mati

Westerling memang telah meninggal dunia pekan lalu. Namun, kekejamannya tetap membekas di dada orang Indonesia, khususnya warga Sulawesi Selatan dan Bandung. Karena itu, setiap 11 Desember (seperti yang akan dilakukan minggu depan), warga Sulsel di Jakarta selalu memperingatinya sebagai hari duka. Bahkan, mereka sebenarnya sudah lama mengusulkan agar 11 Desember dijadikan sebagai Hari Duka Nasional, suatu usul yang sampai sekarang belum dikabulkan oleh pemerintah. Salah satu warga Sulsel yang tetap mengingat kekejian kapten Belanda adalah Manai Sophiaan, mantan pimpinan redaksi harian "Pewarta Celebes", terbitan Makassar (sekarang Ujungpandang), Sulsel, pada 1942-1945. Manai, yang tak lain adalah ayah kandung sutradara Sophan Sophiaan itu, sendiri memang belum pernah bertemu muka langsung dengan Westerling. Tetapi, dia cukup banyak menulis kekejaman kapten Belanda itu semasa berada di Makassar. Bagi Manai, bercerita tentang Westerling yang dianggap sebagai pembunuh 40 ribu ra...

Makam Raja Tallo IX Terbesar di Indonesia

Oleh Mujahidin Agus PENGANTAR Artikel ini karya Mujahidin Agus, siswa SMAN II, Jl. Gaji Gau III/17, Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, yang menempati urutan terakhir "Sepuluh Besar" peserta "Sayembara Mengarang Suara Karya  untuk SMTA 1987". Belum berhasil meraih hadiah Tabanas dan mesin tik, untuk pemuatan tulisannya ini Mujahidin akan mendapat honor sebagaimana yang berlaku di Suara Karya. Red. M enyusuri pinggiran kota Ujung Pandang di Kecamatan Tallo, melewati jalan yang tidak terlalu ramai, kita akan sampai ke kompleks makam kuno raja-raja Tallo, tepatnya di RK VI Lingkungan Tallo. Kompleks ini terletak di sebelah timur muara sungai Tallo di selat Makassar, 7 km dari pusat kota Ujung Pandang. Dari tepi jalan raya kompleks ini tidak nampak sebab terlindung oleh rumah penduduk. Memasuki pintu gerbang, kita takkan mengira bahwa di belakang rumah-rumah penduduk itu terdapat makam raja-raja Tallo yang sangat bersejarah. Luas kompleks yang hanya sekitar 9.225 m2 ini sa...

Sepuluh November 1945 di Surabaya dan Hubungannya dengan Situasi Internasional

Oleh: Prof. DR. H. Moh. Idris A. Kesuma I. LATAR BELAKANG SITUASI INTERNASIONAL S etelah Perang Dunia II selesai, maka sesuai dengan Perjanjian Yalta Februari 1945, adanya pembagian daerah-daerah pengaruh, di mana Uni Soviet mendapat bagian daerah pengaruhnya di Eropa Timur dan Eropa Tengah. 1. Yunani Ada dua daerah yang menjadi sasaran Uni Soviet, yaitu Yunani dan Iran. Agar Yunani masuk daerah pengaruh Uni Soviet, maka Uni Soviet mengerahkan gerilya Komunis Yunani untuk merebut kekuasaan pemerintahan, maka terjadi pemberontakan-pemberontakan di Yunani. Pemerintahan Inggris menyerang Uni Soviet, dan menyerukan agar Uni Soviet menghentikan gerakan subversinya di Yunani. 2. Iran Sudah adanya suatu agreement  antara Inggris dan Iran sebelum Perang Dunia I bahwa Uni Soviet mempunyai pengaruh di Iran sebelah utara, sedangkan Inggris mempunyai pengaruh di Iran bagian selatan. Setelah Perang Dunia II selesai, tentara pendudukan Inggris masih berada di Iran Selatan, dan Uni Soviet mendesa...

28 Oktober 1928: Revolusi Kaum Muda

Oleh Patmono SK K elahiran Boedi Oetomo 20 Mei 1908 sebagai awal kebangkitan nasionalisme itu diawali dengan gagasan Dr Wahidin Soediro Hoesodo. Bersama-sama Soetomo (yang kemudian dikenal dengan sebutan Dr. Soetomo), dia mendirikan organisasi pemuda Boedi Oetomo sebagai reaksi atas situasi tanah air. Tetapi tampaknya organisasi itu berkembang menjadi organisasi orang tua. Jiwa dan semangat kaum muda yang melandasi kehadiran organisasi itu di tengah-tengah masyarakat luntur karena masuknya ambtenar-ambtenar dari golongan bangsawan di dalam kepengurusan organisasi itu. Perkembangan organisasi yang sedemikian itu mendorong kaum muda dan cendekiawan menyingkir dari kepengurusan. Unsur-unsur radikal yang bercorak politis tersisih dan di bawah kepemimpinan kaum bangsawan, Boedi Oetomo tumbuh sebagai organisasi yang filsafati. Slogan keperjuangannya pun berubah dari "perjuangan untuk mempertahankan penghidupan" menjadi "kemajuan yang serasi". Kondisi organisasi yang terla...

Hikmah di Balik Penjajahan Jepang

Oleh: Mohammad Ali B ulan September 1939, Perang Dunia Kedua pecah. Pada bulan Mei 1940, Negeri Belanda digilas habis oleh kekuatan militer Hitler. Berarti, Belanda harus menyerah tanpa syarat kepada tentara Nazi Jerman. Namun, bangsa Belanda tetap membuta tuli terhadap usulan rakyat Indonesia, tuntutan Indonesia merdeka melalui anggota "Dewan Rakyat" Soetardjo yang meminta agar antara wakil-wakil pemerintah Hindia-Belanda dan wakil-wakil bangsa Indonesia diadakan pertemuan untuk membahas masalah kemerdekaan Indonesia dalam waktu 10 tahun. Meski tuntutan itu sebenarnya tidak menuntut Indonesia merdeka secara mutlak, atau merdeka tetapi masih dalam hubungan dengan Negeri Belanda, Negara Dominion. Tanggal 8 Desember 1941, Perang Pasifik pecah. Penyerangan Jepang meluas ke daratan Indonesia. Satu per satu armada Belanda dapat dipatahkan oleh armada Jepang. Tentara Hindia-Belanda KNIL tidak berdaya menghadapi tentara Jepang. Dan, pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendara...

Kesultanan Islam Kutai Kartanegara

S EJARAH Islam di Indonesia terlalu kuat orientasinya pada Jawa dan Sumatra, sehingga sedikit saja yang kita ketahui tentang sejarah Islam di kawasan-kawasan lain Indonesia. Baik buku tebal tentang " Sejarah Ummat Islam " yang ditulis Dr. Hamka sampai kepada brosur ukuran sedang yang ditulis oleh Prof. T. H. Ismail Yakub berjudul " Sejarah Islam di Indonesia " terlalu singkat belaka membahas Islam di Kalimantan, terlebih-lebih lagi tentang Kesultanan Islam Kutai Kartanegara di Tenggarong Kalimantan Timur sama sekali tidak ditulis. Sudah barang tentu hal ini merupakan tanggng jawab kita bersama, terutama mereka yang berminat kepada ilmu sejarah untuk menggali sedalam-dalamnya sejarah Islam di seluruh kawasan tanah air.  Kalimantan merupakan pulau yang terbesar di Nusantara dalam sejarahnya mengenal beberapa kesultanan: Kesultanan Islam di Sambas (Kalbar), Kesultanan Banjar (Kalsel), Kesultanan Berunei yang kini dikenal sebagai Negara Brunai Darussalam, dan Kesultanan...

Kutai, Kerajaan Terbesar yang Pernah Berdiri di Kaltim

Di Kalimantan TImur (Kaltim) terdapat sebuah kabupaten yang bernama Kutai. Di antara empat kabupaten dan dua kotamadya (di samping sebuah Kota Administratif) yang sampai sekarang terdapat di Kaltim. Kutai-lah yang terbesar atau terluas wilayahnya. Dari 211.440 KM persegi luas seluruh wilayah Kaltim, seluas hampir 90.000 km persegi di antaranya merupakan wilayah kabupaten Kutai. Di antara propinsi di Indonesia, banyak yang wilayahnya tidak seluas wilayah Kutai yang tingkatnya kabupaten itu. Tiga kabupaten lainnya di Kaltim menurut urutan besarnya ialah Bulungan, Berau, dan Pasir. Luas wilayahnya masing-masing 64.000, 32.700, dan 20.040 km persegi. Dari perbandingan angka-angka itu dapat diketahui bahwa luas wilayah yang dimiliki empat kabupaten di Kaltim tidak merata. Kalau kabupaten Bulungan dan kabupaten Pasir digabungkan, luas wilayahnya keseluruhan (84.040 km persegi), masih belum seluas wilayah kabupaten Kutai. Luas wilayah dua kotamadya di Kaltim yakni Samarinda dan Balikpapan, se...