Langsung ke konten utama

Hamdan Zoelva Siap Pimpin Syarikat Islam

BANDUNG, (PR).-

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Hamdan Zoelva (53), dicalonkan sebagai ketua umum Lajnah Tanfiziah Syarikat Islam periode 2015-2020 dan diperkirakan akan melenggang dalam pemilihan yang akan digelar Kamis (26/11/2015) malam ini. Hamdan bertekad untuk menyatukan kembali kekuatan Syarikat Islam, memperbanyak kaderisasi, dan menggerakkan program umat terutama pemberdayaan ekonomi.

"Insya Allah saya siap kalau diberi amanah menjadi ketua umum Lajnah Tanfiziah Syarikat Islam. Saya hanya berucap bismika tawwakkaltu Alalloh laa hawla walaa quwwata illa billaah," kata Hamdan saat pelaksanaan Majelis Tahkim ke-40 Syarikat Islam di Hotel Grand Aquila, Jalan Dr Djundjunan, Kota Bandung, Rabu (25/11/2015). Ia didampingi Wakil Ketua DPW Syarikat Islam Jabar, Adam Anhari.

Hamdan mengaku tak terlalu sibuk lagi setelah tidak mengomandani Mahkamah Konstitusi sehingga ingin mewakafkan sisa usianya. "Saya kini hanya menjadi dosen di Unpad, Unhas Makassar, Universitas Muhammadiyah Tangerang, dan Universitas Asyafiyah. Kalau di kantor konsultan hukum sudah lama, dari tahun 1990," ucapnya.

Hamdan menambahkan, Syarikat Islam merupakan ormas Islam yang sudah sangat tua dan memiliki jasa yang luar biasa untuk kemerdekaan Indonesia. Hampir semua tokoh pergerakan Indonesia pernah masuk Syarikat Islam maupun berguru ke tokoh Syarikat Islam, HOS Tjokroaminoto.

"Syarikat Islam memiliki modal sejarah yang besar dan semangat ideologis yang sangat kuat. Modal inilah yang membuat Syarikat Islam tetap bertahan sampai sekarang," ucapnya.

Menurut dia, kondisi Syarikat Islam makin meredup setelah era kemerdekaan karena adanya perpecahan internal. Sebelum merdeka, kata dia, sudah dikenal adanya Syarikat Islam merah yang dipengaruhi PKI dan Syarikat Islam putih. Benih perpecahan ini makin tajam setelah lahirnya Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) sehingga membuat Syarikat Islam tak berkembang, malah makin ditinggalkan. 

Setelah merdeka, Syarikat Islam tak sebesar sebelum merdeka. Apalagi setelah adanya fusi partai-partai Islam sehingga PSII masuk ke gerbong PPP pada 1973. "Setelah beralih menjadi partai dan ikut pemilu tahun 1955, PSII hanya menempati urutan kelima. Setelah fusi ke dalam PPP malah terjadi keretakan antara pihak yang masih tetap di partai dan yang ingin tetap sebagai ormas," katanya.

Kalangan Syarikat Islam, kata Hamdan, sebenarnya sudah capek untuk terus berkonflik sehingga ada keinginan kuat untuk bersatu kembali. Ia melihat ada semangat sangat besar dari anak-anak muda dan kaum tua untuk menyatukan Syarikat Islam. Semangat ini merupakan modal yang besar dan harus dimanfaatkan untuk segera menyatukan kekuatan. Pada jajaran kepengurusan Syarikat Islam periode 2010-2015, Hamdan menjabat sebagai wakil ketua umum lajnah tanfiziyah.

Selain memiliki agenda menyatukan Syarikat Islam, yang kini terpecah menjadi versi Majelis Tahkim Luar Biasa dan versi Majelis Tahkim 2010 serta Syarikat Islam Indonesia, Hamdan juga ingin membesarkan Syarikat Islam dengan menggencarkan kederisasi. Pengaderan dilakukan dengan cara menggembleng anak-anak muda agar memiliki jiwa dan semangat Syaikat Islam, yakni semurni-murninya tauhid, setinggi-tingginya ilmu, dan sepintar-pintarnya siyasah. Kaderisasi ini akan dimulai dengan merumuskan cetak birunya.

Selain itu, hal tak kalah penting lainnya adalah upaya pemberdayaan ekonomi jemaah Syarikat Islam dengan memanfaatkan jaringan pengusaha, perbankan, maupun organisasi lainnya. "Syarikat Islam diawali dari kumpulan para pedagang sehingga perlu kita kembangkan kader-kader yang menjadi pedagang atau pengusaha," tutur Hamdan.

Sementara itu, peserta muktamar secara bulat menerima laporan pertanggungjawaban pengurus Syarikat Islam periode 2010-2015 dan membentuk kepengurusan sementara beranggotakan lima orang. Pembahasan Kamis (26/11/2015) ini berkaitan dengan perubahan peraturan dasar dan peraturan rumah tangga, dilanjutkan dengan pemilihan ketua umum. (Sarnapi) ***



Sumber: Pikiran Rakyat, 26 November 2015



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rangkaian Peristiwa Bandung Lautan Api (4) Perintah: Bumi-hanguskan Semua Bangunan

Oleh AH NASUTION Bandung Lautan Api Setelah di pos komando, oleh kepala staf diperlihatkan "kawat dari Yogya" tanpa alamat si pengirim: "Tiap sejengkal tumpah darah harus dipertahankan." Maka mulailah perundingan-perundingan, dengan sipil, dengan badan perjuangan dan dengan komandan-komandan resimen 8 serta Pelopor. Pihak sipil meminta sekali lagi kepada panglima div Inggris untuk menunda batas waktu, agar rakyat dapat ditenangkan dan diatur. Tapi Inggris menolak. Walikota berpidato, bahwa pemerintah sipil menaati instruksi pemerintah pusat dan akan tetap berada bersama rakyat di dalam kota. Letkol. Sutoko menyarankan: ke luar bersama rakyat. Letkol Omon A. Rahman menyatakan: resmi taat, tapi sebagai rakyat berjuang terus. Mayor Rukmana: ledakan terowongan Citarum di Rajamandala, supaya kita buat "Bandung Lautan Api" dan "Bandung Lautan Air". Keadaan amat emosional Sebagai panglima penanggung jawab saya putuskan akhirn...

Putusan Congres Pemuda-pemuda Indonesia

K ERAPATAN pemoeda-pemoeda Indonesia diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan dengan namanja : Jong Java, Jong Soematera (pemoeda Soematera), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten Bond, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan perhimpoenan. Memboeka rapat tanggal 27 dan 28 October tahun 1928 dinegeri Djakarta ; Kerapatan laloe mengambil poeteoesan :  PERTAMA : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA. KEDOEA : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JG SATOE, BANGSA INDONESIA. KETIGA : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJUNGDJUNG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA. Setelah mendengar poetoesan ini, kerapatan mengeloearkan kejakinan azas ini wadjib dipakai oleh segala perkoempoelan-perkoempoelan kebangsaan Indonesia. Mengeloerkan kejakinan persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan dasar persatuannja : Kemaoean, sedjarah, bahasa hoekoem adat...

Kemerdekaan, Hadiah dari Siapa?

Oleh ERHAM BUDI W. ANAK  bangsa adalah anak sejarah sekaligus ahli waris kisah. Mewarisi kisah berarti juga mewarisi semangat. Dengan semangat itulah, kisah selanjutnya akan ditorehkan oleh para penerus. Berkaitan dengan ulang tahun kemerdekaan yang lusa kita peringati bersama, pertanyaan kritis yang kerap muncul adalah benarkah kemerdekaan yang kita peroleh merupakan buah perjuangan? Ataukah hadiah belaka? Kemerdekaan memang bisa dimaknai sebagai hadiah, tapi tentu bukan pemberian cuma-cuma. Hadiah dari Jepang? Kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai hadiah dari Pemerintah Jepang. Asumsi tersebut sebenarnya cukup beralasan. Gagasan menghadiahkan kemerdekaan kepada Indonesia muncul pada 7 September 1944 melalui pernyataan PM Koiso Kuniaki yang menggantikan Hideo Tojo. Sejak saat itulah, Sang Saka Merah Putih boleh dikibarkan. Bahkan, Laksamana Muda Maeda Tadashi mendirikan Asrama Indonesia Merdeka di Jakarta serta membantu biaya perjalanan Sokarno dan Hatta ke beberapa...

"Abangan"

Oleh AJIP ROSIDI I STILAH abangan berasal dari bahasa Jawa, artinya "orang-orang merah", yaitu untuk menyebut orang yang resminya memeluk agama Islam, tetapi tidak pernah melaksanakan syariah seperti salat dan puasa. Istilah itu biasanya digunakan oleh kaum santri  kepada mereka yang resminya orang Islam tetapi tidak taat menjalankan syariah dengan nada agak merendahkan. Sebagai lawan dari istilah abangan  ada istilah putihan , yaitu untuk menyebut orang-orang Islam yang taat melaksanakan syariat. Kalau menyebut orang-orang yang taat menjalankan syariat dengan putihan  dapat kita tebak mungkin karena umumnya mereka suka memakai baju atau jubah putih. Akan tetapi sebutan abangan-- apakah orang-orang itu selalu atau umumnya memakai baju berwarna merah? Rasanya tidak. Sebutan abangan  itu biasanya digunakan oleh orang-orang putihan , karena orang "abangan" sendiri menyebut dirinya "orang Islam". Istilah abangan  menjadi populer sejak digunakan oleh Clifford ...