Langsung ke konten utama

Perang Laut Jawa 8 Maret 1942: Jepang Serbu Jawa dari 3 Jurusan

Perang Laut Terlama di Dunia

PADA 8 Maret 1942, Pulau Jawa akhirnya jatuh ke tangan Jepang. Sebelum jatuh, suatu pertempuran dahsyat di Laut Jawa antara pasukan Jepang dan Belanda yang didukung oleh Inggris, AS, dan Australia (Sekutu). Pertempuran yang paling seru terjadi di sekitar pulau Sangiang dan Bawean yang berlangsung selama empat jam. Ini merupakan rekor perang laut yang paling lama.

Jepang, setelah kemenangan Hitler di Jerman, mulai berpaling ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang ketika itu bernama Hindia Belanda. Ada beberapa hal yang membuat Jepang tertarik dan kemudian ingin melebarkan sayapnya ke Hindia Belanda, yakni batu bara, minyak, timah, dan karet. Semua itu merupakan komoditi industri yang strategis.

Pihak Jepang sebetulnya pernah mengirimkan utusannya ke Jawa, namun Pemerintah Hindia Belanda ketika itu menolak untuk bekerja sama.

Jepang setelah penyerbuan ke Pearl Harbor pada 8 Desember 1941, dan sukses, mulai mencaplok wilayah-wilayah Asia lainnya dan mereka mengibarkan Perang Asia Raya. Penyerbuan ke selatan dipimpin langsung oleh Jenderal Terauci sedangkan yang melaksanakannya di lapangan Laksamana Muda Imamura. Hampir tanpa perlawanan berarti Jepang menduduki Taiwan, Hongkong, Vietnam, dan kemudian Singapura. Pasukan Sekutu yang ada di daerah tersebut langsung dievakuasi ke Jawa.

Jepang pun dengan sangat mudah menguasai "pintu-pintu" masuk Pulau Jawa seperti Pontianak, Balikpapan, Banjarmasin, Kendari. Dengan tempat-tempat itu sebagai basis, mereka bisa lebih mudah menjelajah ke Laut Jawa.

Menarik sekali bahwa Jepang dengan mudah bisa mengetahui tempat-tempat strategis tersebut. Terdapat dugaan kuat, jauh sebelum memulai penyerbuan, Jepang memang telah mengirim mata-mata ke Hindia Belanda. Di sini mereka melakukan berbagai pekerjaan. Ada yang berdagang, bekerja di tambang dan perkebunan. Terdapat dugaan kuat, mereka sebenarnya mata-mata.

***

PERANG pecah di Laut Jawa. Pasukan Belanda yang didukung oleh Sekutu tampil dengan 24 kapal perang yang terdiri dari delapan kapal penjelajah dan enam belas kapal perusak.

Yang menjadi komandan angkatan laut Sekutu di Pulau Jawa adalah Admiral Conrad Helfrich. Dia membagi kekuatannya atas dua armada, Armada Barat di Tanjung Priok dan Armada Timur di Surabaya.

Pada 27 Februari 1942, tepatnya pukul 16.16 terjadi pertempuran pertama antara Jepang dan Sekutu. Jepang tampil dengan 4 kapal penjelajah dan 14 kapal perusak melawan lima kapal penjelajah dan sembilan kapal perusak Sekutu. Pasukan Sekutu dipimpin oleh Admiral Karel Doorman, panglima Angkatan Laut Belanda di Hindia Belanda. Doorman termasuk orang hebat yang dimiliki Belanda. Dia berlayar dari Surabaya untuk mencegah datangnya tentara Jepang di sekitar Pulau Bancan.

Perang berlanjut sampai pukul delapan malam. Namun pasukan Belanda yang dibanggakan, juga Sekutu, ternyata tak bisa berbuat banyak menghadapi gempuran Jepang. Lima kapal perusak Sekutu ditenggelamkan oleh Jepang, termasuk kapal komando Admiral Doorman lalu tenggelam bersama kapalnya. HMS Exeter yang rusak berat kena torpedo Jepang berlayar kembali ke pangkalannya di Surabaya. Sebelum tenggelam Doorman sempat memerintahkan HMAS Perth dan USS Houston berlayar ke arah barat menuju Tanjung Priok.

Setelah mengisi bahan bakar di Tanjung Priok, kedua kapal itu kemudian melanjutkan pelayaran ke Selat Sunda untuk membantu pengungsian penduduk dari pesisir utara ke Cilacap, pesisir Selatan Jawa.

Namun di luar dugaan, kedua kapal ini dicegat oleh kapal-kapal Jepang yang sedang menyerbu masuk. Kapal Jepang itu terdiri dari 6 kapal penjelajah, 12 kapal perusak, sebuah kapal induk dan sebuah kapal pemasang ranjau.

Pertempuran yang seru pun tak bisa dihindari lagi. Meskipun menghadapi musuh yang besar, kedua kapal Sekutu ini tetap memberi perlawanan yang habis-habisan. Pertempuran pun terjadi tengah malam. Kedua kapal ini mencoba melakukan manuver untuk memanfaatkan secara maksimal persenjataannya.

HMAS Perth sempat terkena tembakan dan mengalami kerusakan kecil. Celakanya lagi, persediaan amunisinya sudah habis semuanya. Kapten Hector Waller kemudian memutuskan untuk melarikan diri melalui Pulau Sangiang di lepas pantai Merak, menuju Cilacap. Namun torpedo Jepang tetap menguntitnya dan kapal tersebut pun tenggelam.

HMAS Perth adalah kapal penjelajah ringan dengan bobot 6.800 ton dengan persenjataan utama terdiri dari delapan perangkat meriam enam inci pada empat tatakan meriam (turret). Sistem persenjataannya yang sekunder mencakup meriam empat inci, meriam anti pesawat dan torpedo.

Kapal ini juga membawa pesawat Amfibi Walrus bersayap ganda yang digunakan terutama untuk tujuan pengamatan.

Sementara itu kapal penjelajah Amerika USS Houston masih harus bertempur melawan kapal-kapal Jepang. Namun kapal itu juga terkena torpedo dan akhirnya tenggelam dekat Tanjung Pujut.

Catatan sejarah menunjukkan dari 681 awak kapal di HMAS Perth, hanya 216 orang yang akhirnya kembali ke Australia setelah perang. Sekitar 360 awak tewas dan 105 lainnya meninggal dan sebagai tawanan perang.

***

JEPANG menyerbu ke Jawa dari tiga jurusan, Banten, Indramayu, dan Rembang. Pada 5 Maret 1942 pasukan Jepang yang mendarat di Banten sudah bergerak ke Jakarta yang sudah dikosongkan oleh Belanda. Semua mengungsi ke Bandung.

Jepang kemudian menyerbut lewat Indramayu. Jepang menduga, pertempuran tersebut akan memakan waktu paling tidak tiga bulan. Namun di luar dugaan Jepang, Belanda menyerah pada 8 Maret 1942.

Perjanjian penyerahan itu dilakukan di Kalijati. Jepang menginginkan penyerahan itu bersifat militer. Itu berarti semua persenjataan yang dimiliki Belanda harus diserahkan. Jepang sangat terkejut ketika mengetahui bahwa senjata yang dimiliki Belanda tidak seberapa. Belanda hanya mempunyai dua tank, beberapa panser dan sejumlah meriam yang sudah kuno.

(Berbagai Sumber/ Anspek/ Willy AH).



Sumber: Tidak diketahui, Minggu Kedua Maret 1992



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rangkaian Peristiwa Bandung Lautan Api (4) Perintah: Bumi-hanguskan Semua Bangunan

Oleh AH NASUTION Bandung Lautan Api Setelah di pos komando, oleh kepala staf diperlihatkan "kawat dari Yogya" tanpa alamat si pengirim: "Tiap sejengkal tumpah darah harus dipertahankan." Maka mulailah perundingan-perundingan, dengan sipil, dengan badan perjuangan dan dengan komandan-komandan resimen 8 serta Pelopor. Pihak sipil meminta sekali lagi kepada panglima div Inggris untuk menunda batas waktu, agar rakyat dapat ditenangkan dan diatur. Tapi Inggris menolak. Walikota berpidato, bahwa pemerintah sipil menaati instruksi pemerintah pusat dan akan tetap berada bersama rakyat di dalam kota. Letkol. Sutoko menyarankan: ke luar bersama rakyat. Letkol Omon A. Rahman menyatakan: resmi taat, tapi sebagai rakyat berjuang terus. Mayor Rukmana: ledakan terowongan Citarum di Rajamandala, supaya kita buat "Bandung Lautan Api" dan "Bandung Lautan Air". Keadaan amat emosional Sebagai panglima penanggung jawab saya putuskan akhirn...

Putusan Congres Pemuda-pemuda Indonesia

K ERAPATAN pemoeda-pemoeda Indonesia diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan dengan namanja : Jong Java, Jong Soematera (pemoeda Soematera), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten Bond, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan perhimpoenan. Memboeka rapat tanggal 27 dan 28 October tahun 1928 dinegeri Djakarta ; Kerapatan laloe mengambil poeteoesan :  PERTAMA : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA. KEDOEA : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JG SATOE, BANGSA INDONESIA. KETIGA : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJUNGDJUNG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA. Setelah mendengar poetoesan ini, kerapatan mengeloearkan kejakinan azas ini wadjib dipakai oleh segala perkoempoelan-perkoempoelan kebangsaan Indonesia. Mengeloerkan kejakinan persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan dasar persatuannja : Kemaoean, sedjarah, bahasa hoekoem adat...

Kemerdekaan, Hadiah dari Siapa?

Oleh ERHAM BUDI W. ANAK  bangsa adalah anak sejarah sekaligus ahli waris kisah. Mewarisi kisah berarti juga mewarisi semangat. Dengan semangat itulah, kisah selanjutnya akan ditorehkan oleh para penerus. Berkaitan dengan ulang tahun kemerdekaan yang lusa kita peringati bersama, pertanyaan kritis yang kerap muncul adalah benarkah kemerdekaan yang kita peroleh merupakan buah perjuangan? Ataukah hadiah belaka? Kemerdekaan memang bisa dimaknai sebagai hadiah, tapi tentu bukan pemberian cuma-cuma. Hadiah dari Jepang? Kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai hadiah dari Pemerintah Jepang. Asumsi tersebut sebenarnya cukup beralasan. Gagasan menghadiahkan kemerdekaan kepada Indonesia muncul pada 7 September 1944 melalui pernyataan PM Koiso Kuniaki yang menggantikan Hideo Tojo. Sejak saat itulah, Sang Saka Merah Putih boleh dikibarkan. Bahkan, Laksamana Muda Maeda Tadashi mendirikan Asrama Indonesia Merdeka di Jakarta serta membantu biaya perjalanan Sokarno dan Hatta ke beberapa...

"Abangan"

Oleh AJIP ROSIDI I STILAH abangan berasal dari bahasa Jawa, artinya "orang-orang merah", yaitu untuk menyebut orang yang resminya memeluk agama Islam, tetapi tidak pernah melaksanakan syariah seperti salat dan puasa. Istilah itu biasanya digunakan oleh kaum santri  kepada mereka yang resminya orang Islam tetapi tidak taat menjalankan syariah dengan nada agak merendahkan. Sebagai lawan dari istilah abangan  ada istilah putihan , yaitu untuk menyebut orang-orang Islam yang taat melaksanakan syariat. Kalau menyebut orang-orang yang taat menjalankan syariat dengan putihan  dapat kita tebak mungkin karena umumnya mereka suka memakai baju atau jubah putih. Akan tetapi sebutan abangan-- apakah orang-orang itu selalu atau umumnya memakai baju berwarna merah? Rasanya tidak. Sebutan abangan  itu biasanya digunakan oleh orang-orang putihan , karena orang "abangan" sendiri menyebut dirinya "orang Islam". Istilah abangan  menjadi populer sejak digunakan oleh Clifford ...