Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 1994

Kebangkitan Nasional: Dari Gerakan Kultural ke Aksi Struktural

Oleh Andi Syaiful Oeding K ebangkitan nasional yang dialami bangsa Indonesia di awal abad ke-20 tidak dapat dilepaskan dari persepsi kultural dan struktural yang dihayati pada masa itu. Maka sebagai sebuah fenomena "pergerakan" yang mengantarkan rakyat Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan, daya gerak kebangkitan nasional sesungguhnya dicapai lewat konvergensi, komplementasi, dan bahkan proses dialektis dari kekuatan kultural dan struktural. Munculnya kesadaran serta gerakan kultural dan struktural tidak dapat dilepaskan dari realitas sosiologis dan struktur sosial yang ada pada masa itu. Kelas sosial yang tampak dominan di awal abad ke-20 ialah kaum priyayi. Mereka adalah kaum terpelajar yang bekerja pada profesi-profesi yang terbuka waktu itu, terutama di bidang pemerintahan. Mereka inilah yang disebut ambtenaar  atau priyayi tinggi. Sementara itu mereka yang bekerja di luar pemerintahan, seperti dokter dan ahli hukum, berasal dari lapisan bawah. Pada mulanya kedua lapisan...

Selintas Sejarah Siliwangi (III - Habis)

LAGU Mars Siliwangi bukanlah ciptaan satu orang saja, akan tetapi hasil kerja beberapa orang. Ide untuk menciptakan lagu itu tumbuh atas prakar kendaraan kita praktis terhenti, karena Cecep Aryana (Perwira Staf dalam Divisi Siliwangi) dan Letnan Sunar Pirngadi. Ide tersebut timbul di saat berada di kapal M. S. Plancius yang mengangkat sebagian pasukan Siliwangi yang hijrah ke Jawa Tengah. Di dalam kapal itu turut serta antara lain Letnan Kolonel Daan Yahya, Kapten Daeng Kosasih, Kapten Ahmad Wiranatakusumah, dan Kapten Daeng Muhammad. Kira-kira 5 hari menjelang HUT ke-2 Siliwangi, yaitu tanggal 15 Mei 1948, bertempat di Hotel Tidar Magelang, lagu tersebut digubah lagi oleh Letnan Dua Ahmad Adnawijaya, Cecep Aryana, dan Letnan Kolonel Dr. Barnas Alibasyah (Dr. Brigade XIV merangkap staf spesial yang ditugaskan merencanakan pengembalian keluarga Brigade XIV ke Jawa Barat dalam rencana kemungkinan kembali ke Jawa Barat. Dalam masa sedang hijrah ini, Siliwangi dihadapkan lagi pada suatu uj...

Selintas Sejarah Siliwangi (II)

DALAM rangka pendudukan Sekutu di Indonesia, maka pada tanggal 12 Oktober 1945 Brigade MC. Donald dari Divisi ke-23, tiba di Kota Bandung dengan menumpang Kereta Api, sesuai dengan persetujuan yang telah tercapai antara pihak dengan Pemeritah Republik Indonesia. Tentara Pendudukan Sekutu di Indonesia pada hakikatnya senantiasa dibon oleh unsur-unsur dan kepentingan-kepentingan Kolonial Belanda, yang ingin menguasai kembali Tanah Air Indonesia. Sejarah telah membuktikan bahwa kehadiran Tentara Pendudukan Sekutu di Indonesia berbuat pelanggaran, perkosaan, atau penteroran terhadap Proklamasi 17 Agustus 1945.  Pada waktu itu kita sedang bergulat dengan Jepang, dalam usaha pemindahan atau ambil alih kekuasaan ke tangan kita, baik secara damai seperti yang terjadi di PTT pada tanggal 27 September 1945, di Balai Besar Kereta Api pada tanggal 28 September 1945, di Pabrik Senjata & Mesiu tanggal 5 Oktober 1945, di Gudang Utara tanggal 6 Oktober 1945, maupun yang dilakukan secara pertem...

Selintas Sejarah Siliwangi (I)

Pengantar:  Puncak upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-48 Siliwangi yang jatuh pada tanggal 20 Mei, akan diadakan hari ini dalam bentuk parade dan defile di Stadion Siliwangi Bandung. Bertindak sebagai Irup, Kasad Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar. Selesai acara ini, dilanjutkan dengan peresmian Ruang Sudirman yang terletak di Makodam III Siliwangi Jl. Aceh. Acara terakhir riung mungpulung. Menyambut HUT ke-48 Siliwangi, mulai hari ini "PR" menurunkan tulisan bersambung mengenai sejarah Kodam III Siliwangi yang kini dipimpin Mayjen TNI Muzani Syukur. Semoga bermanfaat. Redaksi. KELAHIRAN  Divisi Siliwangi tak lepas dari sejarah kehadiran Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang kemudian menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan dicetuskan pada tanggal 17 Agustus 1945. Letnan Jenderal Urip Sumohardjo yang memperoleh kepercayaan sebagai Kepala Staf Umum TKR pada saat itu, segera membentuk tiga komandemen di Jawa Barat dan satu komandem...