Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 1984

Tanggal 17 Desember 1984: 50 Tahun Wafatnya HOS Tjokroaminoto

Oleh Soebagijo I. N.  TIDAK kurang dari Bung Karno, Proklamator sendiri, yang menyatakan, bahwa semasa mudanya dia bersimpuh di bawah kaki Haji Raden Mas Oemar Said Tjokroaminoto untuk menimba ilmu dan pengalamannya. Bung Karno tanpa tedeng aling-aling mengakui, bahwa HOS Tjokroaminoto, pemimpin Sarekat Islam, adalah gurunya dalam politik, gurunya dalam berpidato, guru dalam mempengaruhi rakyat. Ke mana Oemar Said pergi, Bung Karno selalu mengikutinya. Dan akhirnya Bung Karno mampu berpidato, mahir berbicara di hadapan massa dengan gaya Tjokro, dengan cara Tjokro. Bung Karno dalam autobiografinya menyebutkan, bahwa Haji Oemar Said Tjokroaminoto "kemudian mengubah seluruh kehidupannya". Sedangkan pihak Belanda menyebutnya sebagai "Raja Jawa yang Tak Dinobatkan"; de ongekroonde Koning van Java . Menurut silsilah, Oemar Said leluhurnya adalah Raden Mas Adipati Tjokronegoro, Bupati Ponogoro, dan dia ini adalah anak laki-laki dari Kyai Bagus Kasan Besari, sesepuh sekalig...

Bagaimana Westerling Bisa Lolos dari Indonesia (2) Menyamar sebagai "Sersan Ruitenbeek" dengan Paspor Palsu Mendarat di Singapura

Oleh: H ROSIHAN ANWAR Malam tanggal 9 Februari 1950 Komisaris Tinggi Belanda, Dr. Hirschfeld mengadakan jamuan menghormati Staatssecretaris van Oorlog dari Belanda yang dihadiri oleh PM RIS Mohammad Hatta dan Menteri Pertahanan Sultan Hamengku Buwono. Kedua orang ini pada suatu kesempatan terpisah berbicara dengan Dr. Hirschfeld dan mengatakan jikalau Westerling jatuh ke tangan Belanda, mereka akan menuntut penyerahannya agar diajukan ke mahkamah pengadilan karena percobaannya melakukan kudeta di Bandung tanggal 23 Januari 1950. Adapun ucapan Presiden Sukarno yang berasal dari sebelum tanggal 23 Januari tidak lagi berlaku. Penegasan pendirian Indonesia ini berarti suatu perubahan dari reaksi-reaksi pribadi mereka yang pertama. Maka Komisaris Tinggi Belanda lalu mengambil jarak dari rencana pelolosan Westerling. Karena RIS menuntut agar Westerling diserahkan apabila dia jatuh ke tangan Belanda, maka ditekankan oleh Komisaris Tinggi bahwa anggota-anggota angkatan bersenjata Belanda dalam...

Bagaimana Westerling Bisa Lolos dari Indonesia (1) Jenderal Didatangi Wanita Misterius Jembangan Bunga sebagai Tanda Rahasia

Oleh : H ROSIHAN ANWAR TAHUKAH Anda apa arti tanggal 11 Desember 1946? Hari itu hari berkabung. Sebab pada hari itulah Kapten Raymond Pierre Westerling dari tentara KNIL, dikenal dengan julukan "De Turk" (orang Turki, karena ibu Westerling warga Turki) mulai melaksanakan aksi pembersihannya terhadap orang-orang Indonesia yang pro Merdeka di Sulawesi Selatan. Tiga bulan lamanya aksi militer itu berlangsung, dan kl. 30.000 orang tak berdosa mati terbunuh (baca " Ensiklopedi Umum ", 1973). Karena keganasan itu Westerling dipecat dari dinas kemiliteran Belanda pertengahan tahun 1948, tetapi dia terus bercokol di Indonesia melakukan aksi-aksi gelap. Westerling sangat anti kemerdekaan Indonesia dan dia mempersiapkan terbentuknya suatu tentara partikelir yang dinamakannya Angkatan Perang Ratu Adil atau APRA. Republik Indonesia Serikat (RIS) yang lahir sebagai hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag belum berusia dua minggu, tahu-tahu Westerling mengirimkan sebuah ul...