Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2007

Mohammad Toha, Antara Ada dan Tiada

H INGGA  kini, tak dapat dimungkiri, peristiwa peledakan gudang mesiu di Dayeuhkolot 10 Juli 1946 masih menyisakan silang pendapat. Benarkah tindakan itu? Layakkah kemudian Toha dijadikan pahlawan? Lalu, siapakah Toha sebenarnya? Orang manakah dia? Jangan-jangan, Toha itu sebenarnya fiktif belaka. Pertanyaan-pertanyaan itu, hingga kini, sering kali muncul. Sejarawan Unpad, Ahmad Mansur Suryanegara membenarkan hal tersebut. Sebagian kalangan pejuang, malah menganggap apa yang dilakukan Toha keliru. Karenanya, status pahlawan tak layak disandangkan kepadanya. "Anggapan mereka, waktu itu, Dayeuhkolot kan bukan daerah pendudukan Belanda. Mengapa gudang itu diledakkan? Dilihat dari caranya, dia (Toha, - red. ) bukan pahlawan," tuturnya. Sosok Toha, hingga kini, memang masih misterius. Tak heran kemudian jika banyak yang mempertanyakannya. Antara ada dan tiada. Itu pulalah yang diungkapkan tokoh pejuang, H. Soewarno Darsoprajitno. "Toha, mungkin ada, mungkin juga tidak ada. So...

Letnan Endang Hilang Usai Bandung Lautan Api

P ERANG  berkecamuk di Dayeuhkolot, Kab. Bandung akhir Juni 1946. Pasukan Tentara Republik Indonesia (TRI) bertempur melawan pasukan gabungan Jepang-Belanda. Ketika itu, kota sudah dikosongkan. Semua penduduk mengungsi ke Manggahang (Baleendah) atau ke Rancakole (Banjaran). Setelah perang itu usai, Letnan Satu Endang Suryadi--anggota TRI--tak kunjung pulang ke rumah. Berhari-hari, komandan pasukan, Mayor Saleh bersama anak buahnya mencari Endang. Sanak keluarga pun demikian. "Semua tempat ditelusuri, tapi kakak saya tak juga ditemukan. Akhirnya, kami anggap dia sudah meninggal. Makanya, di pengungsian, pada hari ketujuh, kami menggelar tahlilan," tutur Misbah Sudarman (72), adik kandung Endang, ketika ditemui di kediamannya di Kampung Lamajang Desa Citeureup Kec. Dayeuhkolot Kab. Bandung, Sabtu (17/3). Tak dinyana, dua hari setelah tahlilan digelar, Lettu Endang hadir di pengungsian. Keadaannya tak karuan. Kepala Endang dibalut perban. "Katanya, dia tertembak musuh ketik...