H INGGA kini, tak dapat dimungkiri, peristiwa peledakan gudang mesiu di Dayeuhkolot 10 Juli 1946 masih menyisakan silang pendapat. Benarkah tindakan itu? Layakkah kemudian Toha dijadikan pahlawan? Lalu, siapakah Toha sebenarnya? Orang manakah dia? Jangan-jangan, Toha itu sebenarnya fiktif belaka. Pertanyaan-pertanyaan itu, hingga kini, sering kali muncul. Sejarawan Unpad, Ahmad Mansur Suryanegara membenarkan hal tersebut. Sebagian kalangan pejuang, malah menganggap apa yang dilakukan Toha keliru. Karenanya, status pahlawan tak layak disandangkan kepadanya. "Anggapan mereka, waktu itu, Dayeuhkolot kan bukan daerah pendudukan Belanda. Mengapa gudang itu diledakkan? Dilihat dari caranya, dia (Toha, - red. ) bukan pahlawan," tuturnya. Sosok Toha, hingga kini, memang masih misterius. Tak heran kemudian jika banyak yang mempertanyakannya. Antara ada dan tiada. Itu pulalah yang diungkapkan tokoh pejuang, H. Soewarno Darsoprajitno. "Toha, mungkin ada, mungkin juga tidak ada. So...