Langsung ke konten utama

Peringati Hari Kebangkitan Nasional: Pemerintah Canangkan Kembali Gerakan Cinta Produk Dalam Negeri

JAKARTA, KOMPAS -- Menandai peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-95, pemerintah mencanangkan kembali gerakan cinta produk dalam negeri. Pencanangan tersebut akan ditandai dengan digelarnya kembali Pameran Produksi Indonesia (PPI), yang akan dibuka oleh Presiden Megawati Soekarnoputri, Selasa (20/5) ini.

Demikian disampaikan Menteri Komunikasi dan Informasi Syamsul Muarif dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (19/5). Menurut Syamsul, gerakan mencintai produk negeri sendiri tersebut bertolak dari upaya untuk mengangkat kembali perekonomian nasional.

"Belajar dari negara-negara tetangga yang telah pulih dari krisis, perekonomian mereka bangkit karena dorongan semangat nasionalisme, yaitu kecintaan pada produk negeri sendiri," kata Syamsul.

Menurut catatan Kompas, pernyataan pemerintah dengan kenyataan di lapangan sering kali bertolak belakang. Contoh seperti diwartakan kemarin, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini MS Suwandi menilai rasa kebanggaan terhadap produk dalam negeri memudar. Namun, di sisi lain, masyarakat menilai justru pemerintah yang lebih menghargai produk asing dibandingkan produk lokal. Kebijakan pemerintah seperti itu tercermin dari kebijakan pemerintah yang membeli kereta rel diesel elektrik (KRDE) dari Cina. Padahal, PT Industri Kereta Api (Inka) justru kondisinya memburuk karena PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak lagi wajib membeli produk PT Inka. Direktur Eksekutif Indonesia Railway Watch Taufik Hidayat menilai kebijakan pemerintah yang lebih menghargai produk lokal itu sangat menyedihkan (Kompas, 19/5).

Baru pencanangan

Syamsul Muarif mengatakan, gerakan cinta produk dalam negeri tersebut akan dicanangkan presiden Selasa ini sebagai Hari Pemberdayaan Produk Dalam Negeri. Pencanangan dan pembukaan PPI akan berlangsung di arena Pekan Raya Jakarta. Pameran akan berlangsung hingga tanggal 29 Mei 2003.

Selain itu, sebagai kelanjutan dari peringatan Harkitnas, tahun depan juga akan dicanangkan program sapta pesona untuk menggairahkan kembali sektor pariwisata dan kebudayaan. "Sebab, kebangkitan ekonomi Indonesia juga dipengaruhi signifikan dari kebangkitan sektor pariwisata," katanya.

Syamsul mengatakan, hingga memasuki tahun ke-6 krisis ekonomi, kecintaan masyarakat pada produk dalam negeri belum tampak menonjol. Dia mencontohkan, Korea Selatan yang telah pulih dari krisis ekonomi, rakyatnya tampak sangat menghargai produk negeri sendiri. Kini, cadangan devisa Korsel sudah mencapai lebih dari 100 miliar dollar Amerika. Penghargaan terhadap produk negeri sendiri juga cukup menonjol di sejumlah negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.

"Di negara-negara tetangga, kecintaan pada produk dalam negeri merupakan suatu keniscayaan dalam proses penguatan perekonomian mereka," kata Syamsul. 

(B14)



Sumber: Kompas, ca 20 Mei 2003 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rangkaian Peristiwa Bandung Lautan Api (4) Perintah: Bumi-hanguskan Semua Bangunan

Oleh AH NASUTION Bandung Lautan Api Setelah di pos komando, oleh kepala staf diperlihatkan "kawat dari Yogya" tanpa alamat si pengirim: "Tiap sejengkal tumpah darah harus dipertahankan." Maka mulailah perundingan-perundingan, dengan sipil, dengan badan perjuangan dan dengan komandan-komandan resimen 8 serta Pelopor. Pihak sipil meminta sekali lagi kepada panglima div Inggris untuk menunda batas waktu, agar rakyat dapat ditenangkan dan diatur. Tapi Inggris menolak. Walikota berpidato, bahwa pemerintah sipil menaati instruksi pemerintah pusat dan akan tetap berada bersama rakyat di dalam kota. Letkol. Sutoko menyarankan: ke luar bersama rakyat. Letkol Omon A. Rahman menyatakan: resmi taat, tapi sebagai rakyat berjuang terus. Mayor Rukmana: ledakan terowongan Citarum di Rajamandala, supaya kita buat "Bandung Lautan Api" dan "Bandung Lautan Air". Keadaan amat emosional Sebagai panglima penanggung jawab saya putuskan akhirn...

Putusan Congres Pemuda-pemuda Indonesia

K ERAPATAN pemoeda-pemoeda Indonesia diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan dengan namanja : Jong Java, Jong Soematera (pemoeda Soematera), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten Bond, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan perhimpoenan. Memboeka rapat tanggal 27 dan 28 October tahun 1928 dinegeri Djakarta ; Kerapatan laloe mengambil poeteoesan :  PERTAMA : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA. KEDOEA : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JG SATOE, BANGSA INDONESIA. KETIGA : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJUNGDJUNG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA. Setelah mendengar poetoesan ini, kerapatan mengeloearkan kejakinan azas ini wadjib dipakai oleh segala perkoempoelan-perkoempoelan kebangsaan Indonesia. Mengeloerkan kejakinan persatoean Indonesia diperkoeat dengan memperhatikan dasar persatuannja : Kemaoean, sedjarah, bahasa hoekoem adat...

Kemerdekaan, Hadiah dari Siapa?

Oleh ERHAM BUDI W. ANAK  bangsa adalah anak sejarah sekaligus ahli waris kisah. Mewarisi kisah berarti juga mewarisi semangat. Dengan semangat itulah, kisah selanjutnya akan ditorehkan oleh para penerus. Berkaitan dengan ulang tahun kemerdekaan yang lusa kita peringati bersama, pertanyaan kritis yang kerap muncul adalah benarkah kemerdekaan yang kita peroleh merupakan buah perjuangan? Ataukah hadiah belaka? Kemerdekaan memang bisa dimaknai sebagai hadiah, tapi tentu bukan pemberian cuma-cuma. Hadiah dari Jepang? Kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai hadiah dari Pemerintah Jepang. Asumsi tersebut sebenarnya cukup beralasan. Gagasan menghadiahkan kemerdekaan kepada Indonesia muncul pada 7 September 1944 melalui pernyataan PM Koiso Kuniaki yang menggantikan Hideo Tojo. Sejak saat itulah, Sang Saka Merah Putih boleh dikibarkan. Bahkan, Laksamana Muda Maeda Tadashi mendirikan Asrama Indonesia Merdeka di Jakarta serta membantu biaya perjalanan Sokarno dan Hatta ke beberapa...