Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 1990

Hari Ini 44 Tahun Lalu (2) Wajar Tuntutan 11 Desember sebagai Hari Berkabung Nasional

P eristiwa itu berlingkup nasional. Pemuda patriotik dan rakyat yang berjuang untuk mempertahankan Proklamasi kemerdekaan. Dan Sulawesi Selatan sebagai bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dipertahankan. Mereka pun menghadang neokolonialisme Belanda dengan perisai nasionalisme. Menghadapi Pasukan Merah Westerling dan KNIL yang bersenjata lengkap dan otomatis, tak berarti tekad mesti diulur. Orang tuanya mengajarkan harga diri (siri) merupakan milik manusia yang paling bernilai. Bencana besar lah bila harta itu diinjak-injak orang lain, apalagi oleh kaum penjajah. Chabot berpendapat, masyarakat Bugis-Makassar adalah kelompok prestise yang mendorong anggotanya hidup dalam persaingan mempertahankan gengsi. Kapten Westerling dan Kapten Reyborz disambut dengan seuntai penghargaan sepulangnya "berjuang". Mereka disambut hangat dan dielu-elukan sebagai pahlawan oleh Pemerintah Kolonial di Batavia. Dunia menyaksikan itu. Bagaimana dengan puluhan ribu pemuda pejuang yang di...

Hari Ini 44 Tahun Lalu (1) Mereka Tidak Rela Kemerdekaan Lepas Kembali

Pengantar Hari ini, 11 Desember 1990, masyarakat Sulawesi Selatan kembali memperingati peristiwa heroik 44 tahun lalu, di mana segenap lapisan masyarakat ketika itu bahu-membahu berjuang mempertahankan Kemerdekaan yang setahun sebelumnya berhasil diraih bangsa Indonesia. Dalam peristiwa itu ribuan bahkan puluhan ribu orang jadi korban aksi pembunuhan massal ( massacre ) yang dilakukan Pasukan Merah Westerling. Berikut Koresponden Suara Karya   Muhamad Ridwan  mencoba mengungkap kembali peristiwa tersebut dalam dua tulisan, yang diturunkan hari ini dan besok. Selamat mengikuti. T egaknya tonggak satu negara, Jumat 17 Agustus 1945, merupakan kenyataan yang diakui dunia internasional. Bendera kemerdekaan yang dikibarkan bukan hadiah, melainkan hasil perjuangan panjang yang menelan pengorbanan jiwa dan harta rakyat yang tak terperikan. Lalu, tentara Australia (Sekutu) mendarat pada September 1945. Tujuannya untuk melucuti sisa pasukan Nippon. Namun di belakangnya mendongkel person...