Langsung ke konten utama

Kekalahan Jepang pada Waktu Perang Dunia II

Oleh: Djamal Marsudi.

Sebelum Perang Dunia II, dalam sejarahnya negeri Jepang adalah satu-satunya negara Asia yang paling maju dan tidak pernah dijajah oleh bangsa asing. Di dalam berbagai peperangan, negeri Jepang dapat menaklukkan negara-negara tetangganya, yaitu Taiwan, Korea Utara dan Selatan, sebagian daratan Tiongkok dan dapat mengalahkan negara raksasa Rusia, sehingga sebagian daratan Rusia menjadi tanah jajahan Jepang selama hampir setengah abad.

Pada waktu timbul Perang Dunia II, Jepang telah bersatu dengan Jerman dan Italia dalam menghadapi Inggris, Amerika Serikat, Perancis dan sekutunya. Tapi setelah Italia dan Jerman menyerah kepada Amerika Serikat, Inggris dan Rusia, maka hanya Jepang sendiri yang menghadapi Amerika, Inggris dan Tiongkok, sedangkan Rusia pada waktu itu belum memaklumkan perang terhadap Jepang, maka pada saat-saat menjelang menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 cukup menegangkan pada akhir Perang Dunia II.

Peristiwa-peristiwa yang mempercepat terjadinya hal tersebut di antaranya Konperensi Postdam di Eropa serta dijatuhkannya bom-bom Atom terhadap kota-kota industri Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Peristiwa-peristiwa penting tersebut secara tak langsung ada hubungannya dengan diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dengan secara rahasia, pada bulan Mei 1945 Pemerintah Jepang mulai berusaha untuk mengadakan perdamaian yang sifatnya terhormat. Pembicaraan-pembicaraan pertama dilakukan oleh Wakil Pemerintah Jepang, Horita dengan Duta Besa Uni Sovyet di Jepang Jacob Malik, bertempat di salah satu hotel di kota Hakone luar kota Tokyo.

Akan tetapi pembicaraan-pembicaraan itu akhirnya telah menemui kegagalan. Berhubung dengan itu, maka Kaisar Jepang telah memerintahkan kepada Pangeran Konoye ke Moskow sebagai Duta Istimewa, memintakan perantaraan Uni Sovyet untuk menyelesaikan perdamaian dengan negara-negara Serikat. Peristiwa ini terjadi pada permulaan bulan Juli 1945. Pemerintah Uni Sovyet tidak mau menerima Duta Istimewa ini dengan menjelaskan bahwa setiap usul bisa disampaikan oleh Duta Jepang. Sewaktu pembicaraan ini dilanjutkan, maka bersamaan dengan itu diadakan pula Konperensi Postdam, yang menghasilkan Pernyataan Serikat pada tanggal 26 Juli 1945, yang pada pokoknya menuntut kepada Jepang untuk menyerah tanpa syarat. 

Oleh karena Pemerintah Jepang tidak mengindahkan pernyataan-pernyataan ini, akhirnya dijatuhkan BOM ATOM di atas kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan di atas kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Dalam saat-saat yang demikian itu, Pemerintah Uni Sovyet telah mengumumkan perang dengan Jepang pada tanggal 8 Agustus 1945. Selanjutnya pada tanggal 9 Agustus 1945 Uni Sovyet melancarkan aksi militernya terhadap Jepang. Pada tanggal 10 Agustus 1945 Pemerintah Jepang dengan perantaraan Pemerintah Swiss menyatakan Menerima Pernyataan Postdam, yaitu MENYERAH DENGAN TIDAK BERSYARAT, sebagaimana ditentukan dalam pernyataan itu.

Pernyataan Postdam lengkapnya adalah sebagai berikut:

(1). Kami, Presiden Amerika Serikat, Presiden Pemerintah Nasional Tiongkok, dan Perdana Menteri Britania Raya, mewakili beratus-ratus juta rakyat di Negara-negara kami telah bermusyawarah dan bersepakat bahwa kepada Jepang akan diberi kesempatan untuk menghentikan peperangan.

(2). Angkatan Darat, Laut, dan Udara yang hebat perkasa dari Amerika Serikat, Kerajaan Britania Raya, dan Tiongkok, dan diperkuat berlipat ganda dengan Tentaranya dan Angkatan-angkatan Udaranya dari Barat, telah dengan bulat bermaksud memberi pukulan terakhir dari semua Bangsa-bangsa Serikat untuk melanjutkan peperangan terhadap Jepang, sampai negara ini menghentikan perlawanannya.

(3). Hasil dari perlawanan Jerman yang sia-sia dan bodoh terhadap kekuasaan dan tenaga bangsa-bangsa mereka di dunia yang bangun serentak adalah suatu tanda bukti yang terang benderang sebagai teladan dan peringatan bagi Jepang. Tenaga yang sekarang dipusatkan untuk menggempur Jepang adalah berlipat-lipat ganda besarnya daripada yang dipergunakan untuk menaklukkan kaum Nazi yang melawan, dan yang terpaksa telah menghancurkan daerah-daerah, industri, dan cara hidup bangsa Jerman. Pemakaian tenaga militer kita sepenuhnya, dengan dibantu oleh tekad kita, akan berarti penghancuran yang tidak bisa dihalang-halangi dan bersifat habis-habisan dari Angkatan Perang Jepang dan berarti pula pasti hancurnya negara Jepang.

(4). Maka tibalah waktunya bagi Jepang untuk mengambil keputusan, apakah ia hendak terus mau diperintah oleh penasehat-penasehat militernya yang tak semena-mena itu, yang karena salah perhitungannya telah membawa Kerajaan Jepang di depan pintu kemusnahan, ataukah ia mau mengikuti jalan fikiran yang sehat.

(5). Inilah ketentuan-ketentuan kami. Kami tidak mau membelok sedikit pun dari ketentuan-ketentuan itu. Tidak ada pilihan yang lain. Kami tidak mau menangguhkan sekejap pun.

(6). Untuk selama-lamanya harus dilenyapkan pemerintahan dan pengaruh dari mereka yang telah menjerumuskan dan menipu bangsa Jepang dengan mengajaknya untuk menaklukkan dunia, karena kami berkeyakinan bahwa suatu susunan baru yang bersifat damai, aman, dan adil tidak akan mungkin sebelum militerisme yang tidak bertanggung jawab telah dikeluarkan dari dunia ini.

(7). Sebelumnya ketertiban yang demikian itu dilaksanakan dan sebelumnya ada bukti yang nyata bahwa kekuasaan yang suka perang di Jepang telah dihancurkan, maka tempat-tempat dalam daerah Jepang yang ditetapkan oleh Negara-negara Serikat akan diduduki untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan azasi yang kami terakan di sini.

(8). Ketentuan-ketentuan dalam Konperensi Kairo harus dilaksanakan, dan kedaulatan Jepang akan dibatasi sampai di pulau-pulau Honshu, Hokkaido, Kyushu, Shikoku, dan pulau-pulau kecil lainnya yang kami akan tentukan.

(9). Angkatan Perang Jepang, setelah dilucuti sama sekali akan diizinkan kembali pulang ke rumahnya masing-masing dengan diberi kesempatan penuh untuk menuntut kehidupan yang tertib dan produktif.

(10). Kami tidak bermaksud, supaya Jepang akan diperbudak sebagai jenis bangsa, atau dihancurkan sebagai bangsa, akan tetapi semua penjahat perang akan diadili sekeras-kerasnya, berikut mereka yang telah melakukan kekejaman-kekejaman terhadap para tawanan-tawanan. Pemerintah Jepang harus menghindarkan segala rintangan yang menghalangi kecenderungan-kecenderungan pada bangsa Jepang untuk menghidupkan dan memperkuat demokrasi. Kemerdekaan berbicara beragama, berpikir, maupun penghormatan kepada hak-hak azasi manusia akan dilaksanakan.

(11). Jepang akan diizinkan mempertahankan industrinya untuk memelihara kehidupan ekonominya dan diizinkan mengadakan perbaikan-perbaikan dalam industrinya, akan tetapi bukan industri yang memungkinkan dia dipersenjatai kembali untuk melakukan peperangan. Jika dipandang perlu ikut sertanya Jepang dalam perdagangan dunia dapat diizinkan pula.

(12). Tentara pendudukan Negara-negara Serikat akan ditarik mundur dari Jepang, segera setelah tujuan-tujuan ini terlaksana dan telah terbentuk suatu Pemerintahan yang bertanggung jawab sesuai dengan kehendak bebas dari bangsa Jepang.

(13). Kami menuntut kepada Pemerintah Jepang, supaya sekarang ini juga ia mengumumkan penyerahan yang tidak bersyarat dari Angkatan Perangnya, dan untuk memberikan jaminan-jaminan yang jelas dan selaras tentang kemauan baiknya untuk melakukan hal itu. Jika hal ini tidak disetujui oleh Jepang, maka Negeri ini akan dihancurkan dengan segera.

Piagam Kerajaan Jepang

Pada tanggal 14 Agustus, suatu Piagam Kerajaan diumumkan untuk memberi amanat kepada rakyat supaya menerima pernyataan Postdam itu, dan peristiwa ini telah disampaikan kepada Negara-negara Serikat, yang dalam pada itu ditambahi dengan keinginan-keinginan yang tentu dari fihak Jepang; atas ini telah diberikan jawaban oleh Serikat.

Untuk menerima penyerahan ini, Jenderal Mac Arthur diangkat menjadi Panglima Tertinggi dari Angkatan Perang Serikat. Beliau tiba di lapangan terbang Atsugi pada tanggal 30 Agustus 1945. 

Pada tanggal 2 September 1945, ditandatanganilah piagam penyerahan oleh dua wakil Jepang dan Wakil-wakil Tentara Serikat di atas kapal Perang Amerika Serikat "MISSOURI" yang berlabuh di teluk Tokyo.

Perlucutan dan pembubaran Angkatan Perang telah ditegaskan dalam pernyataan Postdam, dan harus dijalankan dengan tiga macam cara:

a) Angkatan Perang harus dilucuti seluruhnya dan didemobilisasi.

b) Jepang akan diduduki sampai tercapai tujuan-tujuan azasi Serikat.

c) Industri-industri yang berhubungan dengan persenjataan dilarang untuk meniadakan kemungkinan perang.

Pada tindakan-tindakan yang lainnya dengan tujuan yang sama seperti misalnya penghapusan sifat-sifat kemiliteran dari kalangan politik, pendidikan, dan perburuhan.

Semua alat perang yang diketemukan di Jepang asli telah diserahkan kepada pembesar-pembesar militer Amerika atau dihancurkan atau dirusak. Dalam kategori ini termasuk:

I. Pesawat terbang 8.000
II. Tank 300
III. Senapan mesin 100.000
IV. Senapan 1.650.000
V. Mesin-mesin pembuat alat perang 10.000
VI. Kapal perang dari berbagai jenis 135

Jumlah tersebut di atas belum terhitung pistol, pedang, dan alat-alat pedang lainnya yang berupa granat dan sebagainya. 

()



Sumber: KORPRI, Tanpa tanggal



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polongbangkeng, Wilayah Republik Pertama di Sulawesi Selatan

P olongbangkeng di Kabupaten Takalar, kini nyaris tak dikenal lagi generasi muda di Sulawesi Selatan. Lagi pula, tak ada yang istimewa di kota yang terletak sekitar 40 kilometer dari Ujungpandang, kecuali jika harus melongok ke masa lalu--masa-masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Dulu, setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Polongbangkeng jadi pusat perjuangan mendukung Proklamasi oleh pejuang-pejuang Sulsel. Ketika NICA mendarat diboncengi tentara Belanda, Polongbangkeng pula yang jadi basis pejuang mempertahankan kedaulatan RI  di tanah Makassar. Para pejuang yang bermarkas di Polongbangkeng berasal dari berbagai daerah seperti Robert Wolter Monginsidi (Minahasa), Muhammad Syah (Banjar), Raden Endang (Jawa), Bahang (Selayar), Ali Malaka (Pangkajene), Sofyan Sunari (Jawa), Emmy Saelan dan Maulwy Saelan (Madura), dan tentu saja pahlawan nasional pimpinan Lasykar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) Ranggong Daeng Romo. Pada akhir Agustus 1945, Fakhruddin D...

Cheng Ho dan Tiga Teori Jangkar Raksasa

S EBAGAIMANA catatan sejarah, pelayaran Laksamana Cheng Ho menyimpan berjuta kisah sejarah yang sangat menarik di nusantara. Tidak saja karena kebetulan petinggi kekaisaran Mongol yang menguasai daratan Tiongkok dari abad ke-13 sampai ke-17 itu beragama Islam, tetapi ekspedisi laut pada abad ke-15 Masehi itu membawa pengaruh politik dan budaya sangat besar. Jejak sejarah tinggalan ekspedisi Cheng Ho yang merupakan duta intenasional Kaisar Yongle, generasi ketiga keturunan Kaisar Ming dari Mongol yang menguasai daratan Tiongkok, tersebar di sepanjang Pulau Jawa bagian utara. Hinggi kini, jejak-jejak arkeologis, historis, sosiologis, dan kultur dari ekspedisi laut laksamana yang memiliki nama Islam Haji Mahmud Shams ini, bertebaran di sepanjang pantai utara (pantura) Jawa. Di Cirebon armada kapalnya sempat singgah dan menetap sebelum melanjutkan perjalanan ke arah timur dan mendarat di pelabuhan yang kini masuk wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah. Laksamana Cheng Ho datang pada masa akhir...

G30S dalam Pelajaran Sekolah

Oleh: SUSANTO ZUHDI K urikulum 2004 yang diujicobakan di Jawa Timur menuai reaksi keras. Pasalnya, pada pelajaran sejarah tidak dicantumkan kata PKI pada "Gerakan 30 September 1965". Aspirasi guru dan sejumlah tokoh di Jawa Timur pun dibawa ke DPR. Masalah itu dibahas dalam rapat para menteri di bawah Menko Kesra pada Juni 2005. Akhirnya Depdiknas menyatakan, dalam masa transisi mata pelajaran sejarah di sekolah menggunakan Kurikulum 1994. Bukan soal fakta Kalau boleh berseloroh, mengapa tidak ditambah saja kata "PKI" sehingga tak perlu revisi selama enam bulan. Persoalannya tidak semudah itu, pun bukan soal fakta "G30S 1965" dengan "PKI" saja, tetapi ada dua hal lain yang diangkat. Pertama, siswa kelas II dan III SLTA jurusan IPA dan SMK tidak diberi lagi pelajaran sejarah. Kedua, soal tuntutan agar mata pelajaran sejarah diberikan secara mandiri (terpisah) baik untuk SD maupun SLTP. Seperti diketahui, dalam Kurikulum 2004 mata pelaja...

JEJAK KERAJAAN DENGAN 40 GAJAH

Prasasti Batutulis dibuat untuk menghormati Raja Pajajaran terkemuka. Isinya tak menyebut soal emas permata. K ETERTARIKAN Menteri Said Agil Husin Al Munawar pada Prasasti Batutulis terlambat 315 tahun dibanding orang Belanda. Prasasti ini telah menyedot perhatian Sersan Scipiok dari Serikat Dagang Kumpeni (VOC), yang menemukannya pada 1687 ketika sedang menjelajah ke "pedalaman Betawi". Tapi bukan demi memburu harta. Saat itu ia ingin mengetahui makna yang tertulis dalam prasasti itu. Karena belum juga terungkap, tiga tahun berselang Kumpeni mengirimkan ekspedisi kedua di bawah pimpinan Kapiten Adolf Winkler untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Hasilnya juga kurang memuaskan. Barulah pada 1811, saat Inggris berkuasa di Indonesia, diadakan penelitian ilmiah yang lebih mendalam. Apalagi gubernur jenderalnya, Raffles, sedang getol menulis buku The History of Java . Meski demikian, isi prasasti berhuruf Jawa kuno dengan bahasa Sunda kuno itu sepenuhnya baru dipahami pada awa...

Makam Imam Al-Bukhori

Menarik membaca tulisan Arbain Rambey berjudul "Uzbekistan di Pusaran Sejarah" ( Kompas , 20 Oktober 2019).  Berdasarkan kisah dari pemandu wisata di Tashkent, diceritakan peran Presiden Soekarno memperkenalkan Makam Imam Al-Bukhori di Samarkand yang nyaris terlupakan dalam sejarah. Kisah Soekarno dimulai ketika dalam kunjungan ke Moskwa minta diantar ke makam Imam Al-Bukhori. Menurut buku The Uncensored of Bung Karno, Misteri Kehidupan Sang Presiden  tulisan Abraham Panumbangan (2016, halaman 190-193), "Pada tahun 1961 pemimpin tertinggi partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet Nikita Sergeyevich Khruschev mengundang Bung Karno ke Moskwa. Sebenarnya Kruschev ingin memperlihatkan pada Amerika bahwa Indonesia adalah negara di belakang Uni Soviet".  Karena sudah lama ingin berziarah ke makam Imam Al-Bukhori, Bung Karno mensyaratkan itu sebelum berangkat ke Soviet. Pontang-pantinglah pasukan elite Kruschev mencari makam Imam Al-Bukhori yang lah...

Manunggaling Ilmu dan Laku

Alkisah ada seorang bocah pribumi yang telaten dan fasih membaca buku-buku tentang kesusastraan dan keagamaan, baik dalam bahasa Jawa, Melayu, Belanda, Jerman, maupun Latin. Bocah ini sanggup melafalkan dengan apik puisi-puisi Virgilius dalam bahasa Latin. Oleh  BANDUNG MAWARDI K etelatenan belajar mengantarkan bocah ini menjadi sosok yang fenomenal dalam tradisi intelektual di Indonesia dan Eropa. Bocah dari Jawa itu dikenal dengan nama Sosrokartono. Herry A Poeze (1986) mencatat, Sosrokartono pada puncak intelektualitasnya di Eropa menguasai sembilan bahasa Timur dan 17 bahasa Barat. Kompetensi intelektualitasnya itu dibarengi dengan publikasi tulisan dan pergaulan yang luas dengan tokoh-tokoh kunci dalam lingkungan intelektual di Belanda. Sosrokartono pun mendapat julukan "Pangeran Jawa" sebagai ungkapan untuk sosok intelektual-priayi dari Hindia Belanda. Biografi intelektual pribumi pada saat itu memang tak bebas dari bayang-bayang kolonial. Sosrokartono pun tumbuh dalam ...

Hari ini, 36 tahun lalu: Bom atom pertama dicoba di Alamogordo

Jalannya sejarah bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia mungkin akan berbeda kalau tidak ada peristiwa yang terjadi 16 Juli, 36 tahun lalu. Pada hari itu Amerika Serikat membuka babak baru di dalam teknik, yakni berhasil meledakkan bom atom di New Mexico, tepatnya di Alamogordo. Percobaan yang berhasil ini telah memungkinkan Amerika Serikat menghasilkan bom atom lainnya yang dijatuhkan atas Hiroshima dan Nagasaki. Ketakutan akan akibat bom atom ini telah membuat Jepang ketakutan dan menyerah kepada sekutu, pada 14 Agustus 1945. Jauh-jauh hari sebelum bom atom pertama diledakkan di gurun Alamogordo itu, kurang lebih enam tahun sebelumnya Presiden Franklin D. Roosevelt menerima sepucuk surat dari Dr. Albert Einstein yang isinya mengenai kemungkinan pembuatan bom uranium yang kemampuannya sangat besar. Surat itulah yang kemudian melahirkan suatu proyek yang sangat dirahasiakan dan hanya kalangan kecil yang mengenalnya dengan nama Manhattan Engineer District di bawah pimpinan Mayor...