Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Catatan Kongres SI

Rahardjo Tjakraningrat Ketua Umum Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam Periode 2010-2015 L AMA  tak hadir dalam kiprah politik dan kekuasaan. Itulah kesan umum khayalak tentang keberadaan Syarikat Islam, sebuah organisasi besar pada zamannya--khususnya pada era prakemerdekaan--dengan segudang tokoh yang dimiliki antara lain Samanhudi, HOS Tjokroaminoto, Abdul Muis, Agus Salim, dan sederet nama lain yang memberi makna dalam konteks keberadaan negeri yang kemudian bernama Republik Indonesia ini. Banyak kalangan yang mungkin kurang ngeh  bahwa sesungguhnya organisasi yang dulunya juga bernama Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) itu secara konsisten melakukan hajat keorganisasian sesuai dengan tuntutan konstitusinya yakni pada ajang yang disebut Majelis Tahkim/Kongres Nasional, di mana tahun ini digelar perhelatan Majelis Tahkim ke-40 Syarikat Islam. Artinya, SI tetap konsisten pada dirinya yang dalam kondisinya yang ada tetap melakukan kegiatan-kegiatan keorganisasian sebagaimana...

Rahim Pencetak Tokoh-tokoh Besar

N AMA besar Syarikat Islam (SI), atau sebelumnya Syarikat Dagang Islam (SDI), menancap kuat pada ingatan banyak orang Indonesia. Tak heran, nama organisasi yang dirintis oleh Haji Samanhudi pada 16 Oktober 1905 itu menjadi penghias buku-buku sejarah yang diajarkan di bangku sekolah. Organisasi ini banyak melahirkan tokoh besar dan memberikan napas bagi pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia. Diketahui, sebagai organisasi pergerakan tertua di Indonesia, SDI, organisasi pra SI, merupakan wadah perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Awalnya kehadiran mereka menentang masuknya pedagang asing untuk menguasai ekonomi rakyat pada masa itu dan meningkatkan jalinan ekonomi kerakyatan antarpedagang lokal dengan napas keislaman. Dikutip dari berbagai sumber, di bawah kepemimpinan Samanhudi, organisasi ini pun berkembang pesat. Sejumlah tokoh besar bergabung. Sebutlah Raden Mas Tirto Adhi Surjo yang pada 1909 mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Batavia (Jakarta) dan setahun kemudian mendirik...

Hamdan Zoelva Siap Pimpin Syarikat Islam

BANDUNG, (PR).- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Hamdan Zoelva (53), dicalonkan sebagai ketua umum Lajnah Tanfiziah Syarikat Islam periode 2015-2020 dan diperkirakan akan melenggang dalam pemilihan yang akan digelar Kamis (26/11/2015) malam ini. Hamdan bertekad untuk menyatukan kembali kekuatan Syarikat Islam, memperbanyak kaderisasi, dan menggerakkan program umat terutama pemberdayaan ekonomi. "Insya Allah saya siap kalau diberi amanah menjadi ketua umum Lajnah Tanfiziah Syarikat Islam. Saya hanya berucap bismika tawwakkaltu Alalloh laa hawla walaa quwwata illa billaah ," kata Hamdan saat pelaksanaan Majelis Tahkim ke-40 Syarikat Islam di Hotel Grand Aquila, Jalan Dr Djundjunan, Kota Bandung, Rabu (25/11/2015). Ia didampingi Wakil Ketua DPW Syarikat Islam Jabar, Adam Anhari. Hamdan mengaku tak terlalu sibuk lagi setelah tidak mengomandani Mahkamah Konstitusi sehingga ingin mewakafkan sisa usianya. "Saya kini hanya menjadi dosen di Unpad, Unhas Makassar, Universitas Muh...

SI, Cita-Cita & Harapan

Nandang Koswara  Ketua Dewan Wilayah Syarikat Islam Provinsi Jawa Barat M AJELIS Tahkim Syarikat Islam (MT SI) adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang diadakan lima tahun sekali dan dipimpin oleh Dewan Pusat Syarikat Islam. Ia berwenang penuh untuk membahas laporan pertanggungjawaban Lajnah Tanfiziyah Syarikat Islam, menerima dan membahas usul-usul dari cabang-cabang Syarikat Islam, membahas rencana kerja, memutuskan peletakan jabatan, serta memutuskan hal-hal yang dipandang penting. Syarikat Islam merupakan pergerakan perjuangan yang lahir setelah terjadi multitekanan penjajah Belanda di Indonesia. Rakyat Indonesia sangat tertekan oleh penjajah Belanda dengan berbagai tipu muslihatnya. Kebutuhan yang sangat mendesak untuk umat saat itu adalah bidang ekonomi dan kesejahteraan. Sebuah perjuangan tumbuh pada 16 Oktober 1905 dengan berdirinya Syarikat Dagang Islam yang memiliki komitmen hebat dan keberpihakan terhadap rakyat. Seyogianya tanggal tersebut dijadikan sebagai ...

SUMPAH PEMUDA: Asal-usul Nama Indonesia

K etika Sumpah Pemuda dicetuskan pada 28 Oktober 1928, nama Indonesia sebagai identitas pemersatu sebuah bangsa modern di Asia menjadi perekat lintas suku bangsa, agama, dan sekat-sekat primordial. Asal-usul nama Indonesia mulai dikenal pada medio tahun 1800-an. Menurut sejarawan Universitas Oxford, Peter Carey, nama Indonesia muncul dan diperkenalkan James Richardson Logan (1819-1869) tahun 1850 dalam Journal of Indian Archipelago and Eastern Asia. Logan adalah orang Skotlandia yang menjadi editor majalah Penang Gazette , wilayah Straits Settlement--kini Negara Bagian Penang, Malaysia--yang bermukim di sana kurun waktu 1842-1847. "Nama yang diperkenalkan adalah Indonesia untuk menyebut Kepulauan Hindia yang waktu itu merupakan jajahan Belanda sehingga disebut Hindia-Belanda," kata Carey. Bangsa Eropa mengenal dua wilayah Hindia, yakni Hindia-Barat, yaitu wilayah Kepulauan Karibia yang ditemukan Christopher Columbus yang semula diyakini sebagai wilayah Hindia (India)--pusat r...

Cheng Ho Mendukung Islam Damai

JAKARTA, KOMPAS -- Ekspedisi Laksamana Cheng Ho selama 28 tahun dari tahun 1405-1433 ke Nusantara dan 33 negara lainnya menjadi lambang perdamaian dan persahabatan lintas dunia. Dalam kunjungannya ke Indonesia selama tujuh hingga delapan kali, tokoh Muslim asal Tiongkok itu membantu penyebaran agama Islam yang bersemangat cinta damai. Demikian gagasan yang mengemuka dalam Seminar "Ekspedisi Cheng Ho dan Islam Nusantara" yang digelar di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta, Selasa (28/7) sore. "Cheng Ho melakukan ekspedisi menggunakan lebih dari 100 kapal, tetapi bukan untuk berperang," kata sejarawan Universitas Nanjing, Tiongkok, Prof Jinmin Fan. Berdasarkan studi sejarah, Cheng Ho melawat ke banyak negara dengan berbagai alasan, seperti mencari seorang kaisar yang kabur pada masa Dinasti Ming, unjuk kekuatan militer Dinasti Ming, mendapatkan benda-benda pusaka, berdagang, membangun persekutuan Islam, menghadapi perompak di lautan, serta memperer...

Islam Nusantara Teladan di Mata Dunia

SURABAYA, KOMPAS -- Praksis Islam di Indonesia yang disebut Islam Nusantara berpotensi menjadi teladan baru dari dunia Islam di mata dunia. Hal ini menimbang perkembangan sosial politik di sejumlah negara dan komunitas Islam dunia, termasuk di Timur Tengah, yang kini dilanda konflik sosial politik yang mengarah pada runtuhnya peradaban setempat. Meski ada berbagai pendapat, Islam Nusantara dipahami tetap merupakan Islam otentik sebagai ajaran Nabi Muhammad SAW sekaligus mampu mendamaikan pergaulan pemeluknya dan bahkan menyejahterakan lingkungannya, termasuk non-Muslim. Demikian pendapat sejumlah pakar dalam Seminar Internasional "NU dan Islam Nusantara" yang digelar dalam rangkaian pelaksanaan Muktamar Ke-33 Nahdlatul Ulama di kompleks kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) di Surabaya, Rabu (1/7). Hadir dalam seminar yang digelar kerja sama harian Kompas  dengan Panitia Muktamar NU Ke-33 ini antara lain Rektor UINSA Abdul A'la, Dekan Fakultas Adab UINSA yan...

Petualangan Jin Bun

BERSAMA saudaranya yang bernama Kin San, Jin Bun bertolak dari Palembang ke Tanah Jawa. Satu tujuannya, yaitu mencari bapaknya, Prabu Brawijaya, yang telah mengecewakan hati sang ibunda, Putri Cina. Namun, nasib berkata lain. Petualangan dan kerja keras Jin Bun di Tanah Jawa berbuah penobatan dirinya sebagai pendiri kerajaan Islam pertama di Tanah Jawa, yaitu Kerajaan Demak, yang berhasil menghancurkan Kerajaan Majapahit, kerajaan yang dipimpin ayahnya sendiri. Dalam catatan sejarah, kita mengenal Jin Bun dengan nama lain: Raden Patah. J IN Bun lahir dari rahim seorang Putri Cina yang terpaksa menelan rasa pilu disia-siakan suaminya, Raja Majapahit, Prabu Brawijaya. Kesakitan hatinya itu dimulai ketika ia dicemburui oleh sesama selir. Ia kemudian dikirim ke Palembang oleh Prabu Brawijaya untuk dijadikan hadiah bagi Arya Damar yang saat itu menjadi wakil Majapahit di Palembang. Padahal, saat itu Putri Cina sedang dalam keadaan hamil tujuh bulan mengandung bayi sang prabu. Tak berapa la...

Nahdlatul Ulama dari Masa ke Masa

Kiprah NU dalam Perjalanan Bangsa 31 Januari 1926 Nahdlatul Ulama didirikan KH Hasyim Asy'ari dan beberapa ulama terkemuka di Jawa dengan paham Ahlussunnah Wal Jamaah dan bergerak di bidang sosial, keagamaan, dan politk. 1945 Memobilisasi perlawanan fisik terhadap kekuatan penjajah melalui Resolusi Jihad. 7 November 1945 NU bergabung dengan Partai Masyumi sebagai hasil kesepakatan bahwa Masyumi sebagai satu-satunya alat perjuangan umat Islam. 5 April 1952 NU menarik keanggotaannya dari Masyumi dan mendirikan Partai Nadhlatul Ulama atau Partai NU. 1955 NU keluar sebagai pemenang ketiga dalam Pemilu 1955 dengan perolehan 6,9 juta suara (18,4 persen). 1960 NU menjadi salah satu parpol yang selamat dari kebijakan penyederhanaan partai yang dilakukan Presiden Soekarno. 1971 Partai NU menempati posisi kedua setelah Golkar pada pemilu pertama rezim Orde Baru. Januari 1973 Partai NU dan tiga partai Islam lainnya dilebur menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 1977 - 1997 Aspirasi polit...