S EBAGAI situs purbakala, Sangiran punya nama besar. Sepertiga fosil manusia purba Phitecantropus erectus , dari zaman 400 ribu sampai 1 juta tahun lalu, ditemukan di Sangiran. Tak mengherankan kalau Prof. Donald E. Tyler, ahli antropologi ragawi di Universitas Idaho, AS, lima kali datang ke desa di tepian Bengawan Solo itu selama dua tahun. Baginya, menemukan fosil di Sangiran adalah kebanggaan besar. Bagi pedagang barang purbakala seperti Rattana Nahonrial dan Yanuman Bunyo, Sangiran juga penting. Sepasang warga Thailand itu datang ke Sangiran dua tahun silam. Rupanya, mereka ada "kencan" dengan Marsiman, warga Sangiran. Marsiman punya barang dagangan yang menarik kedua tamu asing itu, yakni berupa sebuah fosil rahang badak sepanjang 60 cm, dan dua moncong babi purba. Tapi transaksi gagal. Kedatangan kedua pedagang barang purba itu ternyata diendus Utomo, seorang satpam yang menjaga kawasan suaka purbakala seluas 32 km2 itu. Utomo segera lapor polisi. Namun, kedu...