Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2012

Sejarah Orang Selandia Baru

Judul : The Making of New Zealanders Penulis : Ron Palenski Penerbit : Auckland University Press, 2012 Tebal : viii+382 halaman ISBN : 978-1-86940-726-1 Pada awalnya, hanya suku Maori yang menyandang predikat orang Selandia Baru ( The New Zealanders ). Penduduk lainnya adalah para imigran dari daratan Eropa. Masa 1880-an, seiring tumbuhnya generasi baru, laki dan perempuan, yang lahir di Selandia Baru, pemahaman itu berubah. Identitas warga negara menempatkan Selandia Baru sebagai tanah kelahiran, disertai komitmen untuk setia dan mengabdi pada negaranya. Rasa memiliki dan bertanggung jawab tidak hanya tercermin melalui identifikas pada lingkungan fisik dan batasan geografis tanah air, namun juga melalui waktu. Dimensi ini meletakkan seseorang berbeda dengan orang lain yang berada di tempat berbeda. New Zealand adalah negara yang merintis pembakuan waktu tunggal. Keseragaman yang mulanya untuk alasan pragmatis, menjadi instrumen sentralisasi dan pemersatu. Ini menandai langkah menuju m...

Jendela Lain Sejarah Indonesia

Judul : Saling Silang Indonesia-Eropa: Dari Diktator, Musik, hingga Bahasa Penulis : Joss Wibisono Penerbit : Margin Kiri, 2012 Tebal : xiv+228 halaman ISBN : 978-979-1260-16-9 Masa penjajahan Belanda di Indonesia selama 350 tahun dianggap mengandung banyak ketidakbenaran dan kesalahan persepsi, sebab tidak bisa dipukul-rata seluruh wilayah Indonesia dijajah selama itu. Aceh misalnya, baru ditaklukkan pada 1904, dan Bali pada 1906. Dengan berasumsi pada akhir pendudukan kolonial, saat Jepang masuk pada 1942, maka Aceh paling lama dijajah selama 38 tahun dan Bali 36 tahun. Wilayah terlama dijajah adalah Maluku, Banten, dan Jakarta, mencapai 340 tahun. Dalam kumpulan esai tentang interaksi antara Nusantara dengan Eropa ini, penulis mencoba mengurai fakta dari setiap tema yang dibahas. Soal penjajahan Belanda, jika kita tetap menganggap selama 350 tahun, maka kita menafikan perjuangan rakyat Aceh dan Bali yang mati-matian mempertahankan wilayahnya. Seperti Tjut Nyak Dhien dianggap membero...

Mengenal Wajah Nasionalisme Papua

DATA BUKU  Judul: Nasionalisme Ganda Orang Papua Penulis: Bernarda Meteray Penerbit: Penerbit Buku Kompas, 2012 Tebal: xxix + 301 halaman ISBN: 978-979-709-644-1 OLEH AMIRUDDIN AL-RAHAB N asionalisme sebagai ekspresi politik, adalah temuan baru, seumur dengan surutnya kolonialisme. Dalam kajian sejarah, nasionalisme di belahan dunia mana pun tidak pernah berakar tunggal, termasuk di Papua. Bernarda Meteray secara cemerlang menunjukkan hal itu. Ekspresi nasionalisme umumnya lebih tertuju pada cita-cita politik akan masa depan, ketimbang upaya mencari-cari "tali pusat" ke masa lalu. Masa lalu bagi para propagandis nasionalisme lebih merupakan upaya untuk menambah percaya diri, bahwa masa depan bisa dibangun dengan puing-puing masa lalu. Singkatnya, nasionalisme dalam gerakan politik, lebih merupakan upaya untuk membangun identitas masa kini. Dalam membangun identitas masa kini itulah, konsep Ben Anderson tentang "imagined community", komunitas yang secara sosial...