Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 1991

Akulturasi Islam dengan Nilai Lokal Bukan Hanya Khas Masyarakat Jawa

Jakarta, Kompas Perembesan Islam secara damai dalam kehidupan masyarakat Jawa, membuat Islam diwarnai nilai-nilai lokal yang ada di masyarakat. Salah satu bentuknya adalah sikap "kejawen" yang tampak pada orang-orang Islam Jawa. Demikian kesimpulan dari Silaturahmi Ilmiah bertopik "Islam dalam Refleksi Tradisi Kejawen" di Jakarta, Senin malam. Forum yang diselenggarakan Serambi Paramadina ini menampilkan pembicara Dr Bambang Pranowo dan Dr Nurcholish Madjid. Menurut Nurcholis, akulturasi Islam dan nilai-nilai lokal terjadi di mana-mana, tidak hanya di Jawa. Di Iran, Islam berakulturasi dengan nilai-nilai yang ada pada masyarakat Iran. Misal, masyarakat Iran mengenal dua tahun baru Hijriyah, yang dihitung berdasar tahun Syamsiah (didasarkan peredaran matahari) dan tahun Komariyah (dihitung berdasar peredaran bulan). Di Jawa, akulturasi itu tampak pada perayaan 1 Suro, yang sebenarnya dimaksudkan memperingati Asy Sura atau tanggal 10 Muharram, saat terjadi peristiwa K...

Banyak Praktek Kejawen yang Sangat Islami

JAKARTA (Suara Karya): Islam dalam refleksi tradisi kejawen dijadikan topik pembahasan dalam silaturahmi ilmiah yang diselenggarakan Serambi Paramadina di Hotel Kartika Chandra, Senin malam (19/8). Dr Bambang Pranowo dari Badan Litbang Departemen Agama dan Dr Nurcholish Madjid tampil sebagai pembicara utama untuk membahas topik tersebut. Diskusi yang dipandu oleh Dr Komaruddin Hidayat, dosen Pascasarjana IAIN Jakarta itu menyoroti penghayatan keislaman orang Jawa. Dr. Bambang Pranowo, doktor antropologi sosial lulusan Monash University, Australia, menilai bahwa orang Jawa yang mengaku atau disebut abangan pada dasarnya tetaplah menganggap dirinya sebagai orang Islam yang baik, meskipun ia sehari-hari tidak shalat. Dari hasil observasi lapangan di desa Tegalroso (Tegalrejo-Jatim) Bambang Pranowo banyak melihat praktek Kejawen yang Islami. Seorang dukun, misalnya, akan selalu menghubungkan pengetahuan mistisnya dengan sumber-sumber Islam. Tembang-tembang, wayang, bunyi nasihat orang tua ...